tag:blogger.com,1999:blog-87396185609950000362024-02-20T02:26:23.705-08:00IPT EkstensiIPT Ekstensi IAIN STS Jambihttp://www.blogger.com/profile/14075405689973311773noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-8739618560995000036.post-32927644605431213542011-08-09T01:43:00.000-07:002011-08-09T01:43:39.274-07:00Makalah Ibnu Tufail<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPERPUS%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="State" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoFooter, li.MsoFooter, div.MsoFooter
{margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
tab-stops:center 216.0pt right 432.0pt;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:21.0cm 842.0pt;
margin:4.0cm 3.0cm 3.0cm 4.0cm;
mso-header-margin:35.45pt;
mso-footer-margin:35.45pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:1566258525;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-60155860 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1
{mso-list-id:1610307692;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-920386420 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l1:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><strong>BAB I</strong><b><br />
<strong>PENDAHULUAN</strong><br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--> <!--[endif]--><o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><br />
</b><b>A. Latar Belakang<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Ibnu Tufail dikatakan orang berada dosuatu tingkat yang ajaib dalam ilmunya, yakni berada dalam tingkat mistik yang penuh kegembiraan. Beberapa orang menganggapnya sebagai orang panteis orang yang menganggap tidak ada beda lagi antara dirinya dengan tuhan. Anggapan ini ternyata salah. Ia sebenarnya hanya seperti juga Al gazali , merasa telah mencapai tingkat makrifat yang tinggi seperti katanya: ”Fakana makana mimma lastu adkuruhu. Fadhonnu khoiran wala tasal anil khobari.” (terjadilah sesuatu yang tidak akan disebutkan akan tetapi sangkalah dia sebagai suatu kebaikan juga, dan jagan tanya tentang beritanya)<br />
<br />
<b>B. Rumusan Masalah</b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
1. Bagaimana sejarah hidup Ibnu Tufail?<br />
2. apa saja karya-karya Ibnu Tufail?<br />
3. Bagaimana pemikiran atau ajaran filsafat Ibnu Tufail?<br />
<br />
<b>C. Tujuan</b> </div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Untuk mengetahui sejarah perjalan hidup Ibnu Tufail</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Untuk mengetahui apa saja karya-karya Ibnu Tufail </li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Untuk mengetahui pemikiran dan filsafat yang dianut oleh Ibnu Tufail<br />
<br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><!--[endif]--></li>
</ol><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"> <br />
<strong>BAB II</strong><b><br />
<strong>PEMBAHASAN</strong><br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--> <!--[endif]--><o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b> </b><br />
<b>A. Sejarah Ibnu Tufail<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Nama lengkap Ibnu Tufail ialah Abu bakar Muhammad ibn Abd Al malik ibn Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tufail, dalam tulisan, abudecer. Ia adalah pemuka pertama dalam pemikiran filosofis mawahhid yang berasal dari spanyol.ibnu tafail lahir pada abad VI H/XIII M di kota guadix,propensi Granada.keturunan Ibnu Tufail termasuk keluarga suku arab yang terkemuka,yaitu suku qois.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Karier Ibnu Tufail bermula sebagai dokter praktik di Granada.karena ketenaran atas jabatan tersebut, maka ia di angkat menjadi sekretaris gubenurdi propensi itu.pada tahun 1154 M ( 549.). Ibnu Tufail menjadi sekretaris pribadi gubernur <st1:place w:st="on"><st1:state w:st="on">ceuta</st1:state></st1:place> dan tangier, pengusaha muwahhid spanyol pertama yang merebut maroko. Dan dia menjabat dokter tinggi dan menjadi qhadi di pengadilan pada kholifah Mawahhid Abu Ya’qub Yusuf (558 H/1163 M-580 H./ 1184 M )<br />
Ibnu Tufail adalah seorang dokter, filosof, ahli matematika dan penyair yang sangat terkenal dari mawahhid spanyol, akan tetapi sedikit karya-karyanya yang di kenal orang. Ibnu Khotib menganggap dua risalah mengenai ilmu pengubatan itu sebagai karyanya.Al Bitruji (muridnya) dan ibnu rusyd percaya bahwa dia memiliki gagasan-gagasan astonomis asli.al bitruji membuat sangkalan atas teori ptolemeos mengenai epicycles dan eccentric cirles, yang dalam kata pengantar dari karyanya kitab Al Hai’ah dikemukakannya sebagai sumbangan dari gurunya Ibnu Tufail.dengan mengutip perkataan Ibnu Rusyd, Ibn Abi usaibiah menganggap fi al buqa’Al maskunah wal-ghair Al maskunah sebagai karya Ibnu Tufail, tapi dalam catatan ibnu rusyd sendiri acuan semacam itu tidak dapat ditemukan.Al marrakushi, yang ahli sejarah itu mengaku telah melihat naskah asli dari salah satu risalahnya mengenai ilmu ketuhanan. Miquel Casiri ( 1112 H/1710 M -1205 H/1790 M ) menyebutkan dua karya yang masih ada:risalah hay ibn yaqzan dan asrar Al hikmah Al mashariqiyah, yang disebut terakhir ini ber bentuk naskah.kata pengantar dari asrar menyebutkan bahwa risalah itu hamya merupakan satu bagian dari risalah Hay Ibn Yaqzan, yang judul lengkapnya ialah Risalah Hay Ibn Yaqzan fi Asrar Al hikamat Al mashariqiyah.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><b><br />
B. Karya-Karya Ibnu Tufail<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Beberapa karya Ibnu Tufail yang terkenal adalah sebuah buku filsafat yang berjudul Hayy ibnu Yagzan (“kehidupan anak kesadaran”) karya ini memang sama dengan buah karya ibnu Sina yang diakunya sendiri berisikan kebijaksanaan timur (Orental Wisdom). Kebijaksanaan timur pulalah yang menjadi pokok pikiran Ibnu Tufail dalam buku ini. Seperti diakui Ibnu Tufail, pokok pikiran ini bisa diidentifikasi sebagai tasawwuf yang kala itu ditolak oleh kebanyakan filosof muslim termasuk Ibnu Bajjah. Diskursus rasional, menurut para filosof anti tasawuf bertolak belakang dengan pengalaman mistis yang oleh para ahli diyakini bersifat ektra rasional dan tak terperikan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Isi dari risalah Ibnu Tufail ini adalah secara dramatis, dimulai dengan kelahiran mendadak Hay disebuah pulau kosong. Kemudian dia dibuang di tempat terpencil oleh saudara perempuan seorang raja. Dengan maksud perkawinannya dengan Yaqzan tetap terahasiakan, dimana tempat pembuangan tersebut tidak diketahui oleh kehidupan masyarakat. Di tempat itu dia diberi makan oleh seekor rusa kecil. Disamping itu dia diajari oleh pikiran alamiah atau akal sehat, walaupun tidak masuk akal, agar dia menyelidiki rahasia segala benda rupanya binatang tersebut mempunyai kesadaran akan ketelanjangannya dan ketiadaan perlindungan atas dirinya. Anak tersebut diatas oleh Ibnu Tufail dinamakan “Hay Ibn Yaqzan” Penghidupan hay kemudian berkembang mengikuti masyarakat yang amat primitif itu mulai dari langkahnya yang pertama. Dilihatnya semua hewan tertutup auratnya dengan kulit dan bulu, lalu ditirunya. Diambilnya bulu-bulu burung dan daun-daun kayu guna menutup aurat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Pada seuatu hari terlihat oleh Hay terjadi kebakaran dipulau itu, api itu diambilnya lalu dinyalakannya kayu-kayu terus menerus dengan kayu itu di cobanya membakar burung, lalu terasalah baginya makanannya yang lebih lezat setelah dimasak itu. Dia mulai berburu hewan guna dimasak dan dimakan, guna teman berburu itu lalu dipeliharanya seekor anjing, Makanan yang berlebih disimpan untuk hari berikutnya. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Dengan ini timbullah peradabannya yang pertama, pada suatu hari kijang yang mengasuhnya sejak kecil sakit dan makin hari semakin lemah dan akhirnya tidak bergerak lagi yaitu mati. Disamping susah, Hay menjadi heran, sebab belum pernah melihat seekor hewan matidengan sendirinya tanpa pembunuhan, akhirnya Hay mulai memikirkan sungguh-sungguh mengapa ada peristiwa kematian itu, kemudian badan kijang itu dioperasinya, diperiksanya kalau-kalau ada anggota badannya yang rusak. Ternyata semua masih lengkap dan akhirnya Hay mengerti bahwa sebab kematian itu berada diluar badannya. Dia bertanya, siapakah yang berkuasa diluar badannya itu? Dengan ini sampailah pemikiran Hay kepada pengakuan ketuhanan. Dia percaya kepada Tuhan, dan dia tidak lagi mementingkan benar soal makan sebab akhirnya akan mati.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><b><br />
C. Ajaran Filsafat Ibnu Tufail<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
<b>Tentang Dunia<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Salah satu masalah filsafat adalah apakah dunia itu kekal, atau diciptakan oleh tuhan dari ketiadaan atas kehendak-nya?dalam filsafat muslim, Ibnu Tufail, sejalan dengan kemahiran dialektisnya, menghadapi masalah itu dengan tepat sebagaimana kant.tidak seperti pendahulunya, tidak menganut salah satu doktrin saingannyapun dia tidak berusaha mendamaikan mereka.di lain pihak, dia mengecam dengan pedas para pengikut aristoteles dan sikap-sikap teologis. Kekekalan dunia melibatkan konsep eksistensi tak terbatas yang tak kurang mustahilnya dibandingkan gagasan tentang rentangan tak terbatas.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Eksistensi seperti itu tidak lepas dari kejadian-kejadian yang diciptakan dank arena itu tidak dapat mendahului mereka dalam hal waktu, dan yang tidak dapat sebelum kejadian-kejadian yang tercipta itu pasti tercipta secara lambat laun. begitu pula konsep Creatio Ex Nihilo tidak dapat mempertahankan penelitiannya yang seksama.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Al-Ghazali, mengemukakan bahwa gagasan mengenai kemujudan sebelum ketidak mujudan tidak dapat dipahami tanpa anggapan bahwa waktu itu telah ada sebelum dunia ada, tapi waktu itu sendiri merupakan suatu kejadian tak terpisahkan dari dunia, dan karena itu kemujudan dunia di kesampingkan.lagi, segala yang tercipta pasti membutuhkan pencipta. Kalau begitu mengapa sang pencipta menciptakan dunia saat itu bukan sebelumnya? apakah hal itu dikarenakan oleh suatu yang terjadi atas-nya? tentu saja tidak, sebab tiada sesuatupun sebelum dia untuk membuat sesuatu terjadi atas-nya.apakah hal itu mesti bersumber dari suatu perubahan yang terjadi atas sifat-nya? tapi adakah yang menyebabkan terjadinya perubahan tersebut? Karena itu Ibnu Tufail menerima baik pandangan mengenai kekekalan maupun penciptaan sementara dunia ini. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
<b><span> </span>Tentang Tuhan<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Penciptaan dunia yang berlangsung lambat laun itu mensyaratkan adanya satu pencipta, sebab dunia tidak bisa maujud dengan sendirinya.juga sang pencipta bersifat immaterial,sebab materi yang merupakan suatu kejadian dunia di ciptakan oleh satu pencipta.di pihak lain, anggapan bahwa tuhan bersifat material akan membaca suatu kemunduranyang tiada akhir yang adalah musykil.oleh karena itu dunia ini pasti mempunyai penciptanya yang tidak berwujud benda.dan karena dia bersifat immaterial, maka kita tidak dapat mengenalinya lewat indra kita ataupun lewat imajinasi, sebab imajinisasi hanya menggambarkan hal-haldi tangkap oleh indra.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Kekekalan dunia berarti kekekalan geraknya juga,dan gerak sebagaimana di katakan oleh arestoteles, membutuhkan penggerak atau penyebab efesien dari gerak itu.jika penyebab efesien ini berupa sebuah benda, maka kekuatannya tentu terbatas dan karenanya tidak mampu menghasilkan suatu pengaruh yang tak terbatas.oleh sebab itu penyebab efesien dari gerak kekal harus bersifat immaterial.ia tidak boleh di hubungkan dengan materi ataupun di pisahkan darinya,ada di dalam materi itu atau tanpa materi itu,sebab penyatuan dan pemisahan, keterkandungan atau keterlepasan merupakan tanda-tanda material,sedang penyebab efesien itu,sesungguhnya lepas dari itu semua.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
<b><span> </span>Tentang Kosmologi Cahaya <o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Ibnu Tufail menerima prinsip bahwa dari satu tidak ada lagi apa-apa kecuali satu itu. Manivestasi kemajemukan, kemaujudan dari yang satu dijelaskannya dalam <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">gaya</st1:city></st1:place> new platonik yang menoton, sebagai tahap-tahap berurutan pemancaran yang berasal dari cahaya Tuhan. Proses itu pada prinsipnya, sama dengan refleksi terus menerus cahaya mata hari kepada cermin. Cahaya matahari yang jatuh pada cermin yang dari <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">sana</st1:city></st1:place> menuju ke yang lain dan seterusnya, menunjukkkan kemajemukan . semua itu merupakan pantulan matahari dan bukan matahari itu sendiri, juga bukan cermin itu sendiri, bukan pula suatu yang lain dari matahari dan cerminitu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Kemajemukan cahaya yang dipantulkan itu hilang menyatu dengan matahari kalau kita pandang sumber cahaya itu, tapi timbul lagi bila kita lihat dicermin, yang disitu cahaya tersebut dipantulkan. Hal yang sama juga berlaku pada cahaya pertama serta perwujudannya didalam kosmos.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b>Epistimologi Pengetahuan<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Tahap pertama jiwa bukanlah suatu tabularasa atau papan tulis kosong, imaji tuhan telah tersirat di dalamnya sejak awal, tapi untuk menjadikannya tampak nayata, kita perlu memulai dengan pikiran yang jernih tanpa prasangka keterlepasan dari prasangka dan kecenderungan sosial sebagai kondisi awal semua pengetahuan, merupakan gagasan sesungguhnya dibalik kelahiran tiba-tiba Hay di pulau kosong. Setelah hal ini tercapai pengalaman, inteleksi dan exstasi memainkan dengan bebas peranan mereka secara berurutan dalam memberikan visi yang jernih tentang kebenaran yang melekat pada jiwa. Bukan hanya disiplin jiwa, tapi pendidikan indra dan akal yang diperlukan untuk mendapatkan visi semacam itu. Kesesuaian antara pengalaman dan nalar, disatu pihak, dan kesesuaan antara nalar dan intuisi, dipihak lain membentuk esensi epistimologi Ibnu Tufail. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Setelah mendidik akal dan indra serta memperhatikan keterbatasab keduanya, Ibnu Tufail akhirnya berpaling kepada disiplin jiwa yang membawa kepada ektasi, sumber tertinggi pengetahuan. Dalam taraf ini, kebenaran tidak lagi dicapai lewat proses deduksi atau induksi, tapi dapat dilihat secara langsung dan intiutif lewat cahaya yang ada didalamnya. Jiwa menjadi sadar diri dan m,engal;ami apa yang tak pernah dilihat mata atau didengar telinga atau dirasa hati orang manapun. Tarap ekstasi tak terkatakan atau terlukiskan sebab lingkup kata-kata terbatas pada apa yang dapat dilihat, didengar atau dirasa. Esensi tuhan yang merupakan cahaya suci hanya bisa dilihat lewat cahaya didalam esensi itu sendiri yang masuk dalam esensi itu lewat pendidikan yang tepat atas indar, akal serta jiwa. Karena itu pengetahuan esensi merupakan esensi itu sendiri.esensi dan visinya adalah sama.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><o:p> </o:p> <br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><strong>BAB III<o:p></o:p></strong></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><strong>PENUTUP</strong><b><br />
</b><b>Kesimpulan<o:p></o:p></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Ibnu Tufail adalah pemuka pertama dalam pemikiran filosofis mawahhid yang berasal dari Spanyol. Ibnu Tufail lahir pada abad VI H/XIII M di <st1:city w:st="on">kota</st1:city> Guadix, propensi <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Granada</st1:city></st1:place>.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Karya Ibnu Tufail yang terkenal adalah sebuah buku filsafat yang berjudul Hayy Ibnu Yagzan (“kehidupan anak kesadaran”)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Ajaran Filsafat Ibnu Tufail Tentang Dunia, tentang Tuhan, tentang kosmolgi cahaya, epistimologi pengetahuan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><strong>DAFTAR PUSTAKA</strong><b><o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><br />
</b>Musthofa. <i>Filsafat Islam</i>, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bandung</st1:city></st1:place>: SV Pustaka Setia, 2004<br />
Hanafi. <i>Pengantar Filsafat Islam</i>, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place>, 1969<br />
<br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div>IPT Ekstensi IAIN STS Jambihttp://www.blogger.com/profile/14075405689973311773noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8739618560995000036.post-32105234585956414072011-08-09T01:37:00.000-07:002011-08-09T01:37:47.495-07:00Makalah Manajemen<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPERPUS%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPERPUS%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_editdata.mso" rel="Edit-Time-Data"></link><!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Wingdings;
panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-GB;
mso-fareast-language:EN-GB;}
p.MsoFooter, li.MsoFooter, div.MsoFooter
{margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
tab-stops:center 207.65pt right 415.3pt;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-GB;
mso-fareast-language:EN-GB;}
p
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-GB;
mso-fareast-language:EN-GB;}
span.fullpost1
{mso-style-name:fullpost1;
mso-hide:none;}
@page Section1
{size:595.3pt 841.9pt;
margin:4.0cm 3.0cm 3.0cm 4.0cm;
mso-header-margin:35.45pt;
mso-footer-margin:35.45pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:900409909;
mso-list-template-ids:-490461548;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l1
{mso-list-id:1083643818;
mso-list-template-ids:390096580;}
@list l1:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l2
{mso-list-id:1445342535;
mso-list-template-ids:1297879896;}
@list l2:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l3
{mso-list-id:1871643987;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1634755352 134807573 223264234 134807579 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l3:level1
{mso-level-number-format:alpha-upper;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l3:level2
{mso-level-start-at:2;
mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l4
{mso-list-id:1946571732;
mso-list-template-ids:1181251860;}
@list l4:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l5
{mso-list-id:2124573266;
mso-list-template-ids:1427552004;}
@list l5:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="1027"/> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout v:ext="edit"> <o:idmap v:ext="edit" data="1"/> </o:shapelayout></xml><![endif]--> <div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span lang="EN-GB">BAB I<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span lang="EN-GB">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="EN-GB">Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang bermuara dan berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini sebagai yang ideal.Dalam tata kehidupan yang berkembang semakin rumit, proses dan sistem pendidikan sukar berjalan dengan mulus, karena akan terantuk dengan persoalan demi persoalan yang siap menghadang lajunya proses pencapaian tujuan pendidikan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="EN-GB">Rangkaian kejadian-kejadian di sekitar, yang bersifat lokal sampai yang bersifat global yang merefleksikan kualitas manusia di bawah standar ideal, merupakan bukti ketidakmulusan proses dan sistem pendidikan. Bahkan persoalan-persoalan yang selalu timbul menjadi bom waktu yang setiap saat siap meledak dan menghancurkan sistem pendidikan kapan saja. Oleh karena itu manusia perlu mempelajari ilmu kehidupan salah satunya adalah ilmu manajemen agar manusia mampu merencanakan,mengorganisasikan,mengarahkan,dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="EN-GB">Dalam penulisan ini makalah ini mencari sebuah artikel yang berkaitan dengan penulisan makalah ini. Yaitu unsur-unsur Manajemen.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-GB">BAB II<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-GB">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span lang="EN-GB">UNSUR-UNSUR MANAJEMEN</span></b></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><strong><span lang="EN-GB">Unsur manajemen</span></strong><span lang="EN-GB"> adalah sesuatu yang menjadi bagian mutlak sebagai pembentuk manajemen banyak yang mengemukakan bahwa unsur manajemen seperti yang dikemukakan oleh G.R Terry dengan istilah the six M’S in management (6M didalam manajemen), yaitu man, money, materials, market, and methods.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="EN-GB">Sesuai dengan pengertian manajemen yaitu suatu kegiatan usaha kearah pencapaian tujuan tertentu dengan melalui kerja sama orang lain serta denga pemanfaatan sumber-sumber lain yang tersedia maka unsur-unsur manajemen meliputi :</span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-GB">manusia (manusia pemimpin,manusia pelaksana,dan atau manusia objek pelaksana</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-GB">tujuan yang hendak divapai sebagai pemegangan titik pengarahan</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-GB">wadah yakni badan /organisasasi sebagaai tempat orang-orang melakukan kerja sama</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-GB">alat atau sarana mencapai tujuan</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-GB">kegiatan /aktivitas seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dsb</span></li>
</ol><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-GB"><span>A.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><u><span lang="EN-GB">Unsur-unsur Manajemen<o:p></o:p></span></u></b></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-GB">Manusia (pelaksana yang handal dan terampil)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-GB">Money (ketersediaan dana)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-GB">Mesin (perlengkapan mesin-mesin sebagai alat bekerja,apabila diperlukan)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-GB">Metode (cara)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-GB">Material (sarana dan prasarana)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-GB">Market (pemasaran, pemasyarakatan dan pembudayaan)</span></li>
</ol><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="EN-GB">Komponen-komponen sistem yang berupa unsur atau subsistem terkait satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk sistem Fungsi dan efektifitas sistem dalam usaha maencapai tujuannya tergantung dari ketepatan susunan rangkaian atau struktur tehadap tujuan yang telah ditentukan.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">A. Bersifat Dinamis</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-GB">Sistem menunjukan sifat yang dinamis, dengan prilaku tertentu. Prilaku sistem umumnya dapat diamati pada caranya mengkonversikan masukkan (input) menjadi hasil (output ).</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="EN-GB">B. Sistem Terpadu Lebih Besar Daripada Jumlah Komponen-komponennya</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-GB">Bila elemen atau bagian tersebut tersusun atau terorganisir secara benar, maka akan terjalin satu sistem terpadu yang lebih besar dari pada jumlah bagiannya.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">C. Mempunyai Arti yang Berbeda</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-GB">Satu sistem yang sama mungkin dipandang atau diartikan berbeda, tergantung siapa yang mengamatinya dan untuk kepentingan apa.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="EN-GB">D.Mempunyai Sasaran yang Jelas</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-GB">Salah satu tanda keberadaan sistem adalah adanya tujuan atau sasaran yang jelas. Umumnya identifikasi tujuan merupakan langkah awal untuk mengetahui perilaku suatu sistem dan bagiannya.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="EN-GB">E. Mempunyai Keterbatasan</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-GB">Disebabkan oleh factor luar dan dalam. Faktor luar berupa hambatan dari lingkungan, sedangkan factor dari dalam adalah keterbatasan sumber daya.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="EN-GB">a. <span> </span>Siklus dan Proses system</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Aspek penting dari pendekatan system terletek pada siklus system dan prosesnya, yaitu perubahan teratur yang mengikuti pola dasar tertentu dan terjadi selama system masih aktif.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB"><span>b.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-GB">Penahapan Dalam Siklus Sistem</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Proses mewujudkan sisrtem untuk keperluan operasi atau produksi sampai siklus system berhenti berfungsi dikelompokan menjadi beberapa tahap yang dibedakan atas jenis kegiatan yang dominant.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 17.85pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-GB"><span>B.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="EN-GB">HUBUNGAN ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN<o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 17.85pt;"><span lang="EN-GB">Hubungan administrasi dan manajemen adalah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB"><span>1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-GB">Dalam penerapan adminstrasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan hanya kegiatannya yang dapat dibedakan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB"><span>2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-GB">Adminmistrasi bersifat konsep menentukan tujuan dan kebijaksanaan umum secara menyeluruh sedangkan manajemen sebagai subkonsep yang bertugas melaksanakan semua kegiatan untuk mencapai tujuan dan kebijaksanaan yang sudah tertentu pada tingkat administrasi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB"><span>3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-GB">Administrasi lebih luas dari pada manajemen karena manajemen sebagai salah satu unsurt dan merupakan inti dari administrasi sebagai pelaksana yang bersifar operasional melainkan mengatur tindakan -tindakan pelaksanaan oleh sekelompok orang yang disebut “bawahan” jadi dengan manajemen administrasi akan mencapai tujuanny</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-GB"><span>C.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="EN-GB">INTI MANAJEMEN<o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt;"><span lang="EN-GB">Inti manajemen menurut para ahli adalah sbb</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB"><span>1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-GB">Dimork dan koening (1960) “leadership is the key to management (kepemimpinan adalah inti dari manajemen)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB"><span>2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-GB">Siagian (1981) mengemukakan ” kepemimpinan merupakan motor penggerak dari semua sumber-sember dan alat-alat (resoures)yang mendisahkan sebuah buah -buahan yang dikulitnya diumpamakan dengan admnistrasi, dagingnya diumpamakan dengan manajemen dan bijinya adalah kepemimpinan maksudnya sama halnya dengan manajemen maka yang pertama tama disoroti adalah kulitnya bagian luar “administrasi ” kemudian intinya yaitu manajemen selanjutnya bertemu denga inti dari manajemen disebut denga kepemimpinan (leadership) maka baik tidaknya buah itu nantisangat bergantung pada kwalitas</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB"><span>3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-GB">Bijinyakaitannya dengan manajemen baik tidaknya manajemen bergantung pada baik tidaknya kepemimpinan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 17.85pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-GB"><span>D.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="EN-GB">EFISIENSI SEBAGAI FAKTOR KUNCI KEGIATAN MANAJEMEN<o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="EN-GB">Miftah thoha dalam aneka sari ilmu administrasi (1980 : P A28) bahwa dimanapun administrasi itu dijalankan maka erja haruslah merupakan dasar pertimbangan untuk melakukan segala kegiatan dalam rangka menapai tujuan organisasinya.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="EN-GB">Luther Gullick (1957 : P 191 -192) berpendapat bahwa dalam pengetahuan administrasi masalah yang menjadi intinya adalah efisien tujuan pokok dari ilmu administrasi didalam pelaksanaan pekerjaan yang ada dengan pembiayaan minimal untuk tenaga kerja dan barang-barang kesimpulan dari kedua pendapat tesebut bahwa tidak ada artinya suatu pembangunana negara kalau <span> </span>administrasinya hanya merupakan sumber / akibat utang bertumpuk sehingga administras dalan hai ini mempunyai tujuan atau motif tak lain dan tak bukan hanyalah tercapainya tujuan secara efisien the liang ge berpendapat bahwa efisiensi sebagai perbandingan terbaik antara sesuatu usaha dengan hasilnya perbandingan ini dapat dilihat dari 2 segi yaitu segi hasil dan segi usaha.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-GB">Dilihat dari segi hasil suatu usaha dapat dikataka efisien kaau usaha itu memberikan hasil yang terbaik</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-GB">Dilihat dari segi usaha suatu usaha dapat dikatakan efesien kaau sesuatu hasil yang dikehendaki dapat tercapai dengan usaha yang teringan. Teringan dalam hubungannya dengan pemakaian waktu benda atau ruang yang digunakan untuk melakukan usaha</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="EN-GB">Walter W skeat dalam The laing Gie mengemukakan bahwa perkataan itu sendiri berasal dari bahasa latin efficere (menghasilkan, mengadakan dan menjadikan ) dan dalam istilah indonesia “effesiensi”, efisien kemudian dalam perkembangannya sampai sekarang ini para ahli memberikan bermacam-macamrumusan. ibrahim lubis efisiendi adalah perbandingan antara pendapatan dan pengeluaran . perbandingan yang dimaksudkan disini adalah daya guna yang berarti cep[a, tepaat, hemat, dan selamat.</span></div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 17.85pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span><b><span lang="EN-GB"><span>E.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="EN-GB">PROSES MANAJEMEN<o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-GB">Proses manajemen adalah suatu kegiatan yang terus menerus tetapi sistematis tidak sembarangan atau asal saja melainka secara teratur dalam keraturan yang terus menerus itu manajemen tidak tanpa tujuan melainkan ada tujuan yang adakn dicapai tetapi meskopun tujuan telah tercapai tidak berarti kegaitan berhenti karena dalam dinamika manajemen suatu tujuan yang telah dicapaidisusul atau dilanjutkan dengna tujuan berikutnya manajemen sebagai suatu proses, banyak tugas atau fungsi yang fundamarntal fungsi fundamental ini oleh beberpa ahli brlainan pendapat tetapi pada hakikatnya yang jadi klasifikasi pokok yaitu perencanaan, pengorganisasian , penggerakan dan pengawasan.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-GB">Berhubungan dengan pencapaian tujuan melalui kerja sama orang lain titik beratnya ada usaha pemanfaatan orang-orang yang berarti ia yang melakukan perfomencenya akan tetapi melalui sumber-sumber yang tersedi untuk itu sebagai sarana dan prasaran usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tersebut yang dimaksud sumber-sumber yang tersedia ialah segenap potensi yang dapai dimanfaatkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan – pekrjaan usaha kerja sama yang bersangkutan</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 17.85pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 17.85pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><span lang="EN-GB"><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-GB">BAB III<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-GB">PENUTUP<o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Demikian makalah tentang unsur-unsur manajemen yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Kesimpulan<br />
Jadi sesuai dengan pengertian manajemen yaitu suatu kegiatan usaha kearah pencapaian tujuan tertentu dengan melalui kerja sama orang lain serta denga pemanfaatan sumber-sumber lain yang tersedia</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-GB">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span class="fullpost1"><span lang="EN-GB">Rivai, Veithzal, <i>Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi</i>, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place>: Rajawali Pers, 2003</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span class="fullpost1"><span lang="EN-GB">Schein, Edgar H., <i>Organizational Psychology</i>, <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Englewood</st1:place></st1:city> Cliffs, N.J.: Prentice Hall, 1980<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span class="fullpost1"><span lang="EN-GB">Siagian, Sondang P., <i>Teori Pengembangan Organisasi</i>, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place>: Bumi Aksara, e-5</span></span><span lang="EN-GB"><br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--><span class="fullpost1"><o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype
id="_x0000_t202" coordsize="21600,21600" o:spt="202" path="m,l,21600r21600,l21600,xe"> <v:stroke joinstyle="miter"/> <v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/> </v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1026" type="#_x0000_t202" style='position:absolute;
margin-left:324pt;margin-top:431.4pt;width:135pt;height:1in;z-index:1'
stroked="f"/><![endif]--><!--[if !vml]--><span> <table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td height="575" width="432"></td> </tr>
<tr> <td></td> <td bgcolor="white" height="100" style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: white none repeat scroll 0% 0%; vertical-align: top;" width="184"><!--[endif]--><!--[if !mso]--><span style="position: absolute; z-index: 1;"> <table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td><!--[endif]--> <div class="shape" style="padding: 3.6pt 7.2pt;" v:shape="_x0000_s1026"> <div class="MsoNormal"><br />
</div></div><!--[if !mso]--></td> </tr>
</tbody></table></span><!--[endif]--><!--[if !mso & !vml]--> <!--[endif]--><!--[if !vml]--></td> </tr>
</tbody></table></span><!--[endif]--><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></div>IPT Ekstensi IAIN STS Jambihttp://www.blogger.com/profile/14075405689973311773noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8739618560995000036.post-68901957696048868342011-08-09T01:33:00.000-07:002011-08-09T01:33:01.603-07:00Makalah Macam macam sujud<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPERPUS%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:612.1pt 33.0cm;
margin:98.95pt 89.85pt 72.0pt 89.85pt;
mso-header-margin:35.45pt;
mso-footer-margin:35.45pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:36786851;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1803671428 67698709 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-start-at:3;
mso-level-number-format:alpha-upper;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1
{mso-list-id:896671797;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1399877604 67698709 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l1:level1
{mso-level-number-format:alpha-upper;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><strong>MACAM MACAM SUJUD<o:p></o:p></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 252pt;"><strong><span style="font-weight: normal;"><o:p></o:p></span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><strong><o:p> </o:p><span>A.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></strong><!--[endif]--><strong>Sujud Sahwi<o:p></o:p></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><strong><span style="font-weight: normal;">Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan karena meninggalkan pekerjaan atau bacaan tertentu dalam sholat. Hal-hal yang menyebabkan sujud sahwi adalah karena lupa dan meninggalkan sunnah ab'adh (bila dilakukan secara sengaja maka sholatnya batal) atau ragu-ragu bilangan rakaat shalat. Jika seseorang ragu-ragu terhadap rakat sholat maka yang ditetapkan ialah rakaat yang jumlahnya lebih sedikit.Dari Ibni Mas‘ud ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Bila kamu lupa dalam shalat, maka sujudlah dua kali (sujud sahwi)” (HR. Muslim)”Bila seseorang merasa ragu dalam shalatnya, dan tidak tahu sudah berapa rakaat, tiga atau empat, maka hendaklah membuang ragunya itu dan lakukan apa yang diyakini. Kemudian hendaklah sujud dua kali sebelum salam.” (HR. Muslim)Cara sujud sahwiCara sujud shawi sama dengan sujud pada umumnya. Jumlahnya dua kali diselingi duduk diantara dua sujud. Waktu mengerjakan sujud SahwiAda perbedaan ulama dalam masalah ini:<o:p></o:p></span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><strong><span style="font-weight: normal;">Mazhab Hanafi mengatakan bahwa sujud sahwi itu dilakukan sesudah salam pertama. Baik karena kelebihan atau karena kekurangan dalam shalat.Caranya menurut mazhab ini adalah bertasyahhud lalu mengucapkan salam sekali saja, lalu sujud lagi (sujud sahwi) kemudian bertasyahud lagi salu bersalam. Bila saat salam pertama dilakukan dua kali salam, maka tidak boleh lagi sujud sahwi.</span></strong><span><br />
<strong><span style="font-weight: normal;">Sedangkan Mazhab Maliki dan menurut sebuah riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal, bahwa harus dibedakan sujud sahwi berdasarkan bentuk lupanya. Bila lupanya adalah kekurangan dalam gerakan shalat, maka sujud sahwi dilakukan sebelum salam. Dan sebaliknya bila kelebihan gerakan, maka sujudnya sesudah salam atau setelah selesai shalat. Dalilnya adalah hadits Abdullah bin Malik bin Buhainah “bahwa Rasulullah SAW langsung berdiri pada rakaat kedua dalam shalat zhuhur dan tidak duduk tasyahhud awal. Ketika telah selesai salatnya, maka beliau sujud dua kali”. (HR. Bukhari dan Muslim) Sedangkan bila lupa yang menyebabkan kelebihan gerakan shalat, maka sujudnya sesudah salam. Dalilnya adalah hadits Abdullah bin Mas‘ud ra. Bahwa Rasulullah SAW shalat bersama kami <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">lima</st1:city></st1:place> rakaat. Lalu kami bertanya, ”Apakah ada perubahan (tambahan) dalam shalat?” Beliau bertanya, ”Memangnya kenapa?”. ”Anda shalat <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">lima</st1:city></st1:place> rakaat wahai Rasulullah”, jawab kami. “Sesungguhnya aku adalah manusia seperti kalian, jadi aku mengingat seperti kalian mengingat dan lupa seperti kalian lupa.”. Lalu beliau sujud dua kali.” (HR. Muslim)<o:p></o:p></span></strong></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><strong><span style="font-weight: normal;">Mazhab Syafi‘i dan juga riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan bahwa sujud sahwi itu dilakukan sebelum salam. Sedangkan Mazhab Hambali mengatakan bahwa sujud sahwi itu dilakukan sebelum salam.Sujud Sahwi dalam sholat jamaah<o:p></o:p></span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><strong><span style="font-weight: normal;">Dalam shalat jamaah, posisi imam adalah untuk diikuti. Namun hak makmum adalah mengingatkan bila imam lalai atau lupa.Makmum laki-laki memberi peringatan dengan mengucapkan lafaz “Subhanallah”, sedangkan makmum wanita dengan menepuk punggung tangan.Untuk itu imam wajib mendengar peringat makmum bila melakukan kesalahan, dan diakhir salat hendaknya melakukan sujud sahwi dan wajib diikuti oleh makmum. Meskipun yang lupa hanya imam saja, tapi makmum harus ikut imam dan melakukan sujud sahwi juga. Bacaan Sujud SahwiLafaz yang diucapkan ketika sujud sahwi adalah “subhaana man laa yanaamu wa la yashuu” (Maha Suci Allah yang tidak pernah tidur dan lupa).</span></strong> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><br />
B</b><span>. <strong>Sujud Tilawah</strong><strong><span style="font-weight: normal;"> <o:p></o:p></span></strong></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><strong><span style="font-weight: normal;">Sujud TilawahTilawah secara bahasa artinya bacaan. Sujud tilawah menurut perngertian syara' adalah sujud yang dilakukan ketika seseorang membaca atau mendengar ayat-ayat sajdah dibacakan orang lain. Sujud tilawah dapat dilakukan pada waktu shalat, juga di luar shalat. Hukumnya ialah sunnah.Dari Abi Hurairah ra, Nabi SAW bersabda : "Apabila seseorang membaca ayat sajdah, lalu ia sujud, maka syaitan menghindar dan menangis serta berkata : Hai, celaka, anak Adam (manusia) diperintahkan sujud kemudia dia sujud, maka baginya syurga, dan saya pernah diperintahkan sujud juga, tetapi sayang enggan, maka bagi saya neraka." (HR. Muslim).Dari Ibnu Umar ra, sesungguhnya Rasulullah SAW pernah membaca Al-Qur'an di depan kami, ketika beliau membaca ayat sajdah beliau takbir lalu sujud, kami pun sujud pula bersama-sama beliau." (HR. At-Turmudzi).Bacaan sujud tilawah :"Aku sujud kepada Tuhan yang telah menjadikan dan membentuk aku dan telah membukakan pendengaran dan penglihatan dengan kekuasaan dan kekuatanNya. Maha Berkah Allah, Dialah sebaik-baik pencipta."Menurut Ibnu Sakan, bacaan sujud ini dibaca tiga kali. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada</st1:city></st1:place> satu riwayat yang menyatakan bahwa jika sujud tilawah dilakukan pada waktu shalat, maka sebaiknya yanng dibaca adalah "subhaana robbiyal a'laa wa bihamdih".Syarat-syarat Sujud Tilawaha. Suci dari hadats dan najis.b. Menghadap kiblat.c. Menutup aurat.d. Ketika membaca atau mendengar ayat sajdah.Rukun Sujud Tilawah (di luar shalat) :a. Niatb. Takbiratul Ihram.c. Sujud satu kali.d. Memberi salam sesudah duduke. TertibAyat-ayat Sajdah :a. Surat Al-A'raf : 206b. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Surat</st1:city></st1:place> Ar-Ra'du : 15c. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Surat</st1:city></st1:place> An-Nahl : 50d. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Surat</st1:city></st1:place> Al-Isra : 109e. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Surat</st1:city></st1:place> Maryam : 58f. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Surat</st1:city></st1:place> Al-Hajj : 18g. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Surat</st1:city></st1:place> Al-Furqan : 60h. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Surat</st1:city></st1:place> An-Naml : 26i. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Surat</st1:city></st1:place> As-Sajdah : 15j. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Surat</st1:city></st1:place> Shod : 24k. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Surat</st1:city></st1:place> An-Najm : 62k. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Surat</st1:city></st1:place> Al-Insyiqaq : 21l. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Surat</st1:city></st1:place> Al-Alaq : 19Sujud SyukurSyukur artinya berterima kasih kepada Allah. <o:p></o:p></span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><strong><span>C.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></strong><!--[endif]--><strong>Sujud Syukur<o:p></o:p></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><strong><span style="font-weight: normal;">Sujud Syukur ialah sujud yang dilakukan ketika sesorang memperoleh keni'matan Allah atau terhindar dari bahaya. Hukumnya adalah sunnah.Sujud syukur dilakukan di luar sholat, dan mengenai syarat dan rukunnya sama seperti sujud tilawah.Dari Abu Bakrah, sesungguhnya Nabi SAW apabila mendapat sesutau yang menyenangkan atau diberi khaba gembira segera tunduk sujud sebagai tanda syukur kepada Allh SWT. (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan At-Turmudzi yang menganggap hadits hasan).Dalam hadits lain disebutkan bahwa sesungguhnya Ali ra. ketika menulis <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">surat</st1:city></st1:place> kepada Nabi SAW untuk memberitahukan masuk Islamnya suku Hamazan beliau sujud dan setelah mengangkat kepalanya beliau bersabda : "Selamat sejahteera atas suku Hamazan." </span></strong></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Jumhur ulama berpendapat tentang sunnahnya sujud ini. Hal ini diungkapkan oleh Sayid Sabiq dalam kitabnya Fiqhus Sunnah 1/179 dan Syaikh Al Albani menyetujuinya. Di antara hadits-hadits yang digunakan adalah :</div><div style="line-height: 150%;">a. Hadits dari Abi Bakrah :</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;">Artinya : “Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam apabila datang kepadanya berita yang menggembirakannya, beliau tersungkur sujud kepada Allah. (HR. Ahmad dalam Musnad-nya 7/20477, Abu Dawud 2774, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dalam Al Iqamah, Abdul Qadir Irfan menyatakan bahwa sanadnya shahih. Dihasankan pula oleh Syaikh Al Albani)</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;">b. Hadits :</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;">Artinya : “Bahwasanya Ali radhiallahu ‘anhu menulis (mengirim <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">surat</st1:city></st1:place>) kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengabarkan tentang masuk Islamnya Hamdan. Ketika membacanya, beliau tersungkur sujud kemudian mengangkat kepalanya seraya berkata : “Keselamatan atas Hamdan, keselamatan atas Hamdan.” (HR. Baihaqi dalam Sunan-nya 2/369 dan Bukhari dalam Al Maghazi 4349. Lihat Al Irwa’ 2/226)</div><div style="line-height: 150%;">c. Hadits Anas bin Malik :</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;">Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam ketika diberi kabar gembira, beliau sujud syukur. Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Majah 1392. Pada sanad hadits ini terdapat Ibnu Lahi’ah, dia jelek hapalannya, namun Syaikh Al Albani berkata : “Sanad ini tidak ada masalah karena ada syawahidnya.”</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;">d. Hadits Abdurrahman bin Auf :</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;">Artinya : “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, Jibril Alaihis Salam datang kepadaku dan memberi kabar gembira seraya berkata : “Sesungguhnya Rabbmu berkata kepadamu, ‘barangsiapa membaca shalawat kepadamu, Aku akan memberi shalawat kepadanya. Dan barangsiapa memberi salam kepadamu, Aku akan memberi salam kepadanya.’ “ Maka aku sujud kepada-Nya karena rasa syukur. (HR. Ahmad 1/191, Hakim 1/550, dan Baihaqi 2/371)</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Hadits-hadits di atas dikomentari oleh Syaikh Al Albani dan Syaikh Salim Al Hilali sebagai berikut : “Kesimpulannya, tidak diragukan lagi bagi seorang yang berakal untuk menetapkan disyariatkannya sujud syukur setelah dibawakan hadits-hadits ini. Lebih-lebih lagi hal ini telah diamalkan oleh Salafus Shalih radhiallahu ‘anhum.</div><div style="line-height: 150%;">Di antara atsar-atsar para shahabat adalah :</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;">1. Sujud Ali radhiallahu ‘anhu ketika mendapatkan Dzutsadniyah pada kelompok khawarij. Atsar ini ada pada riwayat Ahmad, Baihaqi, dan Ibnu Abi Syaibah dari beberapa jalan yang mengangkat atsar ini menjadi hasan.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;">2. Sujud Ka’ab bin Malik karena syukur kepada Allah ketika diberi kabar gembira bahwa Allah menerima taubatnya. Dikeluarkan oleh Bukhari 3/177-182, Muslim 8/106-112, Baihaqi 2/370, 460, dan 9/33-36, dan Ahmad 3/456, 459, 460, 6/378-390.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;">Menanggapi atsar-atsar ini Syaikh Salim berkata : “Oleh karena itu, seorang yang bijaksana tidak meragukan lagi untuk menyatakan disyariatkannya sujud syukur.</div><div style="line-height: 150%;">Barangsiapa menyangka bahwa sujud syukur merupakan perkara bid’ah, maka janganlah menengok kepadanya setelah peringatan ini.” (Lihat Bahjatun Nadhirin, jilid 2 halaman 325)</div><div style="line-height: 150%;"><span>Bagaimana syarat-syarat dilaksanakannya sujud syukur?</span></div><div style="line-height: 150%;">Imam Shan’ani menyatakan setelah membawakan hadits-hadits masalah sujud syukur di atas : “Tidak ada pada hadits-hadits tentang hal ini yang menunjukkan adanya syarat wudlu dan sucinya pakaian dan tempat.”</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;">Imam Yahya dan Abu Thayib juga berpendapat demikian. Adapun Abul ‘Abbas, Al Muayyid Billah, An Nakha’i, dan sebagian pengikut Syafi’i berpendapat bahwa syarat sujud syukur adalah seperti disyaratkannya shalat.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;">Imam Yahya mengatakan pula : “Tidak ada sujud syukur dalam shalat walaupun satu pendapat pun.” Abu Thayib tidak mensyaratkan menghadap kiblat ketika sujud ini. (Lihat Nailul Authar, juz 3 halaman 106). Imam Syaukani merajihkan bahwa dalam sujud syukur tidak disyaratkan wudlu, suci pakaian dan tempat, juga tidak disyaratkan adanya takbir dan menghadap kiblat. Wallahu A’lam.</div>IPT Ekstensi IAIN STS Jambihttp://www.blogger.com/profile/14075405689973311773noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8739618560995000036.post-9982698533021088302011-08-09T01:30:00.000-07:002011-08-09T01:30:42.087-07:00Pengertian Bid'ah<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPERPUS%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:21.0cm 842.0pt;
margin:4.0cm 3.0cm 3.0cm 4.0cm;
mso-header-margin:35.45pt;
mso-footer-margin:35.45pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:150952080;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1418013116 67698709 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:alpha-upper;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="SV">BAB I<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="SV">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Ilmu Kalam adalah salah satu dari empat disiplin keilmuan yang telah tumbuh dan menjadi bagian dari tradisi kajian tentang agama Islam. Tiga lainnya ialah disiplin-disiplin keilmuan Fiqh, Tasawuf, dan Falsafah. Jika Ilmu Fiqh membidangi segi-segi formal peribadatan dan hukum, sehingga tekanan orientasinya sangat eksoteristik, mengenai hal-hal lahiriah, dan Ilmu Tasawuf membidangi segi-segi penghayatan dan pengamalan keagamaan yang lebih bersifat pribadi, sehingga tekanan orientasinya pun sangat esoteristik, mengenai hal-hal batiniah, kemudian Ilmu Falsafah membidangi hal-hal yang bersifat perenungan spekulatif tentang hidup ini dan lingkupnya seluas-luasnya, maka Ilmu Kalam mengarahkan pembahasannya kepada segi-segi mengenai Tuhan dan berbagai derivasinya. Karena itu ia sering diterjemahkan sebagai Teologia, sekalipun sebenarnya tidak seluruhnya sama dengan pengertian Teologia dalam agama Kristen, misalnya. (Dalam pengertian Teologia dalam agama kristen, Ilmu Fiqh akan termasuk Teologia). Karena itu sebagian kalangan ahli yang menghendaki pengertian yang lebih persis akan menerjemahkan Ilmu Kalam sebagai Teologia dialektis atau Teologia Rasional, dan mereka melihatnya sebagai suatu disiplin yang sangat khas Islam.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Sebagai unsur dalam studi klasik pemikiran keislaman. Ilmu Kalam menempati posisi yang cukup terhormat dalam tradisi keilmuan kaum Muslim. Ini terbukti dari jenis-jenis penyebutan lain ilmu itu, yaitu sebutan sebagai Ilmu Aqd'id (Ilmu Akidah-akidah, yakni, Simpul-simpul [Kepercayaan]), Ilmu Tawhid (Ilmu tentang Kemaha-Esaan [Tuhan]), dan Ilmu Ushul al-Din (Ushuluddin, yakni, Ilmu Pokok-pokok Agama). Di negeri kita, terutama seperti yang terdapat dalam sistem pengajaran madrasah dan pesantren, kajian tentang Ilmu Kalam merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin ditinggalkan. Dalam pembahasan ini menyinggung tentang Bid’ah dan Khurafat yang mana mudah mudahan dapat di pahami.<span lang="SV"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV">BAB II<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span>A.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b>PENGERTIAN BID’AH<o:p></o:p></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Bid’ah menurut bahasa, diambil dari bida’ yaitu mengadakan sesuatu tanpa ada contoh. Sebelumnya Allah berfirman.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Badiiu’ as-samaawaati wal ardli</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">“Artinya : Allah pencipta langit dan bumi” [Al-Baqarah : 117]</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Artinya adalah Allah yang mengadakannya tanpa ada contoh sebelumnya.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Juga firman Allah.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Qul maa kuntu bid’an min ar-rusuli</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">“Artinya : Katakanlah : ‘Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul”. [Al-Ahqaf : 9].</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Maksudnya adalah : Aku bukanlah orang yang pertama kali datang dengan risalah ini dari Allah Ta’ala kepada hamba-hambanya, bahkan telah banyak sebelumku dari para rasul yang telah mendahuluiku.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Dan dikatakan juga : “Fulan mengada-adakan bid’ah”, maksudnya : memulai satu cara yang belum ada sebelumnya.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Dan perbuatan bid’ah itu ada dua bagian :</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">[1] Perbuatan bid’ah dalam adat istiadat (kebiasaan) ; seperti adanya penemuan-penemuan baru dibidang IPTEK (juga termasuk didalamnya penyingkapan-penyingkapan ilmu dengan berbagai macam-macamnya). Ini adalah mubah (diperbolehkan) ; karena asal dari semua adat istiadat (kebiasaan) adalah mubah.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">[2] Perbuatan bid’ah di dalam Ad-Dien (Islam) hukumnya haram, karena yang ada dalam dien itu adalah tauqifi (tidak bisa dirubah-rubah) ; Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Artinya : Barangsiapa yang mengadakan hal yang baru (berbuat yang baru) di dalam urusan kami ini yang bukan dari urusan tersebut, maka perbuatannya di tolak (tidak diterima)”. Dan di dalam riwayat lain disebutkan : “Artinya : Barangsiapa yang berbuat suatu amalan yang bukan didasarkan urusan kami, maka perbuatannya di tolak”.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><b>MACAM-MACAM BID’AH<o:p></o:p></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">Bid’ah Dalam Ad-Dien (Islam) <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada</st1:city></st1:place> Dua Macam :</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">[1] Bid’ah qauliyah ‘itiqadiyah : Bid’ah perkataan yang keluar dari keyakinan, seperti ucapan-ucapan orang Jahmiyah, Mu’tazilah, dan Rafidhah serta semua firqah-firqah (kelompok-kelompok) yang sesat sekaligus keyakinan-keyakinan mereka.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">[2] Bid’ah fil ibadah : Bid’ah dalam ibadah : seperti beribadah kepada Allah dengan apa yang tidak disyari’atkan oleh Allah : dan bid’ah dalam ibadah ini ada beberapa bagian yaitu :</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">[a]. Bid’ah yang berhubungan dengan pokok-pokok ibadah : yaitu mengadakan suatu ibadah yang tidak ada dasarnya dalam syari’at Allah Ta’ala, seperti mengerjakan shalat yang tidak disyari’atkan, shiyam yang tidak disyari’atkan, atau mengadakan hari-hari besar yang tidak disyariatkan seperti pesta ulang tahun, kelahiran dan lain sebagainya.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">[b]. Bid’ah yang bentuknya menambah-nambah terhadap ibadah yang disyariatkan, seperti menambah rakaat kelima pada shalat Dhuhur atau shalat Ashar.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">[c]. Bid’ah yang terdapat pada sifat pelaksanaan ibadah. Yaitu menunaikan ibadah yang sifatnya tidak disyari’atkan seperti membaca dzikir-dzikir yang disyariatkan dengan cara berjama’ah dan suara yang keras. Juga seperti membebani diri (memberatkan diri) dalam ibadah sampai keluar dari batas-batas sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">[d]. Bid’ah yang bentuknya menghususkan suatu ibadah yang disari’atkan, tapi tidak dikhususkan oleh syari’at yang ada. Seperti menghususkan hari dan malam nisfu Sya’ban (tanggal 15 bulan Sya’ban) untuk shiyam dan qiyamullail. Memang pada dasarnya shiyam dan qiyamullail itu di syari’atkan, akan tetapi pengkhususannya dengan pembatasan waktu memerlukan suatu dalil.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><o:p> </o:p><b>HUKUM BID’AH DALAM AD-DIEN<o:p></o:p></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Segala bentuk bid’ah dalam Ad-Dien hukumnya adalah haram dan sesat, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">“Artinya : Janganlah kamu sekalian mengada-adakan urusan-urusan yang baru, karena sesungguhnya mengadakan hal yang baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat”. [Hadits Riwayat Abdu Daud, dan At-Tirmidzi ; hadits hasan shahih].</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">Dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">“Artinya : Barangsiapa mengadakan hal yang baru yang bukan dari kami maka perbuatannya tertolak”.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">Dan dalam riwayat lain disebutkan :</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">“Artinya : Barangsiapa beramal suatu amalan yang tidak didasari oleh urusan kami maka amalannya tertolak”.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Maka hadits tersebut menunjukkan bahwa segala yang diada-adakan dalam Ad-Dien (Islam) adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat dan tertolak.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Artinya bahwa bid’ah di dalam ibadah dan aqidah itu hukumnya haram.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Tetapi pengharaman tersebut tergantung pada bentuk bid’ahnya, ada diantaranya yang menyebabkan kafir (kekufuran), seperti thawaf mengelilingi kuburan untuk mendekatkan diri kepada ahli kubur, mempersembahkan sembelihan dan nadzar-nadzar kepada kuburan-kuburan itu, berdo’a kepada ahli kubur dan minta pertolongan kepada mereka, dan seterusnya. Begitu juga bid’ah seperti bid’ahnya perkataan-perkataan orang-orang yang melampui batas dari golongan Jahmiyah dan Mu’tazilah. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada</st1:city></st1:place> juga bid’ah yang merupakan sarana menuju kesyirikan, seperti membangun bangunan di atas kubur, shalat berdo’a disisinya. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada</st1:city></st1:place> juga bid’ah yang merupakan fasiq secara aqidah sebagaimana halnya bid’ah Khawarij, Qadariyah dan Murji’ah dalam perkataan-perkataan mereka dan keyakinan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dan ada juga bid’ah yang merupakan maksiat seperti bid’ahnya orang yang beribadah yang keluar dari batas-batas sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan shiyam yang dengan berdiri di terik matahari, juga memotong tempat sperma dengan tujuan menghentikan syahwat jima’ (bersetubuh).</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Catatan :</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Orang yang membagi bid’ah menjadi bid’ah hasanah (baik) dan bid’ah syayyiah (jelek) adalah salah dan menyelesihi sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Artinya : Sesungguhnya setiap bentuk bid’ah adalah sesat”.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menghukumi semua bentuk bid’ah itu adalah sesat ; dan orang ini (yang membagi bid’ah) mengatakan tidak setiap bid’ah itu sesat, tapi ada bid’ah yang baik !</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Al-Hafidz Ibnu Rajab mengatakan dalam kitabnya “Syarh Arba’in” mengenai sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Setiap bid’ah adalah sesat”, merupakan (perkataan yang mencakup keseluruhan) tidak ada sesuatupun yang keluar dari kalimat tersebut dan itu merupakan dasar dari dasar Ad-Dien, yang senada dengan sabdanya : “Artinya : Barangsiapa mengadakan hal baru yang bukan dari urusan kami, maka perbuatannya ditolak”. Jadi setiap orang yang mengada-ada sesuatu kemudian menisbahkannya kepada Ad-Dien, padahal tidak ada dasarnya dalam Ad-Dien sebagai rujukannya, maka orang itu sesat, dan Islam berlepas diri darinya ; baik pada masalah-masalah aqidah, perbuatan atau perkataan-perkataan, baik lahir maupun batin.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Dan mereka itu tidak mempunyai dalil atas apa yang mereka katakan bahwa bid’ah itu ada yang baik, kecuali perkataan sahabat Umar Radhiyallahu ‘anhu pada shalat Tarawih : “Sebaik-baik bid’ah adalah ini”, juga mereka berkata : “Sesungguhnya telah ada hal-hal baru (pada Islam ini)”, yang tidak diingkari oleh ulama salaf, seperti mengumpulkan Al-Qur’an menjadi satu kitab, juga penulisan hadits dan penyusunannya”.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Adapun jawaban terhadap mereka adalah : bahwa sesungguhnya masalah-masalah ini ada rujukannya dalam syari’at, jadi bukan diada-adakan. Dan ucapan Umar Radhiyallahu ‘anhu : “Sebaik-baik bid’ah adalah ini”, maksudnya adalah bid’ah menurut bahasa dan bukan bid’ah menurut syariat. Apa saja yang ada dalilnya dalam syariat sebagai rujukannya jika dikatakan “itu bid’ah” maksudnya adalah bid’ah menurut arti bahasa bukan menurut syari’at, karena bid’ah menurut syariat itu tidak ada dasarnya dalam syariat sebagai rujukannya.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Dan pengumpulan Al-Qur’an dalam satu kitab, ada rujukannya dalam syariat karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan penulisan Al-Qur’an, tapi penulisannya masih terpisah-pisah, maka dikumpulkan oleh para sahabat Radhiyallahu anhum pada satu mushaf (menjadi satu mushaf) untuk menjaga keutuhannya.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Juga shalat Tarawih, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat secara berjama’ah bersama para sahabat beberapa malam, lalu pada akhirnya tidak bersama mereka (sahabat) khawatir kalau dijadikan sebagai satu kewajiban dan para sahabat terus sahalat Tarawih secara berkelompok-kelompok di masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup juga setelah wafat beliau sampai sahabat Umar Radhiyallahu ‘anhu menjadikan mereka satu jama’ah di belakang satu imam. Sebagaimana mereka dahulu di belakang (shalat) seorang dan hal ini bukan merupakan bid’ah dalam Ad-Dien.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Begitu juga halnya penulisan hadits itu ada rujukannya dalam syariat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan untuk menulis sebagian hadits-hadist kepada sebagian sahabat karena ada permintaan kepada beliau dan yang dikhawatirkan pada penulisan hadits masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam secara umum adalah ditakutkan tercampur dengan penulisan Al-Qur’an. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat, hilanglah kekhawatiran tersebut ; sebab Al-Qur’an sudah sempurna dan telah disesuaikan sebelum wafat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka setelah itu kaum muslimin mengumpulkan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagai usaha untuk menjaga agar supaya tidak hilang ; semoga Allah Ta’ala memberi balasan yang baik kepada mereka semua, karena mereka telah menjaga kitab Allah dan Sunnah Nabi mereka Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar tidak kehilangan dan tidak rancu akibat ulah perbuatan orang-orang yang selalu tidak bertanggung jawab.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><o:p> </o:p><b><span>B.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b>Khurafat<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Secara kebahasaan al khurafat “ cerita bohong”, “ dongeng” dan “ takhayul” atau suatu hal yang tidak masuk akal. Secara terminologis, semua kepercayaan, keyakinan atau kegiatan yang tidak memiliki dasar atau tidak bersumber dari ajaran agama tetapi diyakini sebagai berasal dari agama disebut khurafat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Pada mulanya kata “khurafat” lebih dimaksudkan untuk semua hal atau kepercayaan yang bertentangan dengan akidah islamiyah yang benar. Akan tetapi selanjutnya juga dimaksudkan untuk semua praktek atau kegiatan muamalah yang bertentangan dengan tuntutan syari’at. Dengan demikian, khurafat dapat meliputi bidang lain yang menjadi lapangan berlakuknya tuntutan syari’ah.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Khurafat yang oleh pelakunya diyakini sebagai sesuatu yang dibenarkan agama, mungkin bisa memberikan ketenangan atau kemantapan jiwa bagi yang melakukannya. Akan tetapi karena perbuatan itu pada dasarnya menyimpang dari tuntutan agama yang benar, ketenangan dan kemantapan jiwa tadi menjadi semu, tidak langsung<span> </span>langgeng, begitu pula karena perbuatan tersebut bertentangan dengan akal sehat, berlawanan dengan fitrah kejadian manusia.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Apabila agama Islam memusatkan segala bentuk pengabdian hanya kepada Allah SWT, khurafat menyelewengkannya dari pemusatan yang demikian. Contoh khurafat yang disebutkan agama antara lain ada dalam hadits riwayat Ahmad yang menyebutkan bahwa Nabi SAW,<span> </span>pernah meminta kepada seorang laki-laki untuk meninggalkan giwang (rantai) yang ada ditangannya karena laki laki tersebut setelah di Tanya Nabi SAW, menjelaskan bahwa giwang itu dipakainya untuk mendapatkan kekuatan (fisik). Serupa dengan itu, hadits riwayat Ahmat At Tarmizi menegaskan bahwa Nabi SAW menggolongkan perbuatan memakai atau<span> </span>meletakkan suatu sebagai perbuatan syirik. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Khurafat dapat merusak dalam kehidupan manusia, baik yang ada hubungannya dengan benda, perbuatan maupun keyakinan. Misalnya khurafat telah masuk ke dalam ibadah shalat,haji, puasa dan benda disekeliling manusia yang dianggap memiliki kekuatan magis.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b>BAB III<o:p></o:p></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b>KESIMPULAN<o:p></o:p></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">Bid’ah Dalam Ad-Dien (Islam) <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada</st1:city></st1:place> Dua Macam :</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">[1] Bid’ah qauliyah ‘itiqadiyah : Bid’ah perkataan yang keluar dari keyakinan, seperti ucapan-ucapan orang Jahmiyah, Mu’tazilah, dan Rafidhah serta semua firqah-firqah (kelompok-kelompok) yang sesat sekaligus keyakinan-keyakinan mereka.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">[2] Bid’ah fil ibadah : Bid’ah dalam ibadah : seperti beribadah kepada Allah dengan apa yang tidak disyari’atkan oleh Allah : dan bid’ah dalam ibadah ini ada beberapa bagian </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Secara kebahasaan al khurafat “ cerita bohong”, “ dongeng” dan “ takhayul” atau suatu hal yang tidak masuk akal. Secara terminologis, semua kepercayaan, keyakinan atau kegiatan yang tidak memiliki dasar atau tidak bersumber dari ajaran agama tetapi diyakini sebagai berasal dari agama disebut khurafat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Pada mulanya kata “khurafat” lebih dimaksudkan untuk semua hal atau kepercayaan yang bertentangan dengan akidah islamiyah yang benar. Akan tetapi selanjutnya juga dimaksudkan untuk semua praktek atau kegiatan muamalah yang bertentangan dengan tuntutan syari’at. Dengan demikian, khurafat dapat meliputi bidang lain yang menjadi lapangan berlakuknya tuntutan syari’ah.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Khurafat yang oleh pelakunya diyakini sebagai sesuatu yang dibenarkan agama, mungkin bisa memberikan ketenangan atau kemantapan jiwa bagi yang melakukannya. Akan tetapi karena perbuatan itu pada dasarnya menyimpang dari tuntutan agama yang benar, ketenangan dan kemantapan jiwa tadi menjadi semu, tidak langsung<span> </span>langgeng, begitu pula karena perbuatan tersebut bertentangan dengan akal sehat, berlawanan dengan fitrah kejadian manusia.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div>IPT Ekstensi IAIN STS Jambihttp://www.blogger.com/profile/14075405689973311773noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8739618560995000036.post-65125053696476404332011-08-09T01:26:00.000-07:002011-08-09T01:26:09.978-07:00Makalah filsafat Perenialisme<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPERPUS%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="PlaceName" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="PlaceType" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Wingdings;
panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoFootnoteText, li.MsoFootnoteText, div.MsoFootnoteText
{mso-style-noshow:yes;
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoFooter, li.MsoFooter, div.MsoFooter
{margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
tab-stops:center 216.0pt right 432.0pt;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
span.MsoFootnoteReference
{mso-style-noshow:yes;
vertical-align:super;}
p
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p.msolistparagraph, li.msolistparagraph, div.msolistparagraph
{mso-style-name:msolistparagraph;
mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
/* Page Definitions */
@page
{mso-footnote-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/PERPUS/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") fs;
mso-footnote-continuation-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/PERPUS/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") fcs;
mso-endnote-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/PERPUS/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") es;
mso-endnote-continuation-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/PERPUS/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") ecs;}
@page Section1
{size:21.0cm 842.0pt;
margin:4.0cm 3.0cm 3.0cm 4.0cm;
mso-header-margin:35.45pt;
mso-footer-margin:35.45pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:499469758;
mso-list-template-ids:-2047976344;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l1
{mso-list-id:606235140;
mso-list-template-ids:-1293417482;}
@list l1:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l2
{mso-list-id:728501805;
mso-list-template-ids:-2062918998;}
@list l2:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l3
{mso-list-id:908156195;
mso-list-template-ids:-805674038;}
@list l3:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l3:level2
{mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l3:level3
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:108.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l4
{mso-list-id:1422487591;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-876291108 67698709 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l4:level1
{mso-level-number-format:alpha-upper;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l5
{mso-list-id:1655601272;
mso-list-template-ids:-1388010508;}
@list l5:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center" class="msolistparagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 21.3pt; text-align: center; text-indent: -21.3pt;"><b>BAB I<o:p></o:p></b></div><div align="center" class="msolistparagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 21.3pt; text-align: center; text-indent: -21.3pt;"><b>PENDAHULUAN<o:p></o:p></b></div><div class="msolistparagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Filsafat dan filosof berasal dari kata Yunani “philosophia” dan “philosophos”. Menurut bentuk kata, seorang philosphos adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Sebagian lain mengatakan bahwa filsafat adalah cinta akan kebenaran. Filsafat sering pula diartikan sebagai pandangan hidup. Dalam dunia pendidikan, filsafat mempunyai peranan yang sangat besar. Karena, filsafat yang merupakan pandangan hidup itu menentukan arah dan tujuan proses pendidikan.<br />
Filsafat dan pendidikan memiliki hubungan yang erat, karena pada hakekatnya pendidikan adalah proses pewarisan dari nilai-nilai filsafat. Dalam pendidikan diperlukan bidang filsafat pendidikan. <a href="" name="OLE_LINK1"></a><a href="" name="OLE_LINK2"></a><span>Filsafat pendidikan sendiri adalah ilmu yang mempelajari dan berusaha mengadakan penyelesaian terhadap masalah-masalah pendidikan yang bersifat filosofis. Secara filosofis, pendidikan adalah hasil dari peradaban suatu bangsa yang terus menerus dikembangkan berdasarkan cita-cita dan tujuan filsafat serta pandangan hidupnya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang melembaga di dalam masyarakatny</span>a. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Ajaran filsafat adalah hasil pemikiran filosofis tentang sesuatu secara fundamental. Dalam memecahkan persoalan masing-masing filosofis akan menggunakan teknik atau pendekatan yang berbeda, sehingga melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang berbeda pula. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh latar belakang pribadi filosofis tersebut, pengaruh zaman, kondisi atau alam pikiran para filosofis. Dari perbedaan itu kemudian lahirlah aliran-aliran atau sistem filsafat. Beberapa aliran atau mazhab dalam filsafat antara lain seperti materialism, idealism, realisme, pragmatisme, dan lain-lain. Filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat sehingga aliran dalam filsafat pendidikan sekurang-kurangnya sebanyak filsafat itu sendiri. Brubacher (1950) mengelompokkan filsafat pendidikan pada dua kelompok besar, yaitu Filsafat pendidikan “progresif” yang diidukung oleh filsafat pragmatisme dari John Dewey, dan romantik naturalisme dari Roousseau dan filsafat pendidikan “ Konservatif”, yang didasari oleh filsafat idealisme, realisme humanisme (humanisme rasional), dan supernaturalisme atau realisme religius. Filsafat-filsafat tersebut melahirkan filsafat pendidikan esensialisme, perenialisme,dan sebagainya<b>.</b> Perenialisme merupakansuatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. <b><i>Perenialisme</i></b> berasal dari kata <i>perennial </i>yang berarti abadi, kekel, atau selalu. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. perenialisme menentang pandangan progresifisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Dalam pendidikan, kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh kekacauan serta membahayakan tidak ada satupun yang lebih bermanfaat dari pada kepastian tujuan pendidikan, serta kesetabilan dalam perilaku pendidik. Mohammad Noor Syam (1984) mengemukaan pandangan perenialis, bahwa <i>pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannyapada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh.</i> Perenialisme memendang pendidikansebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang dalam kebuyaan ideal.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><o:p> </o:p></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b>BAB II<o:p></o:p></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b>PEMBAHASAN<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span>A.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b>Pengertian Perenialisme<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Perenialisme merupakansuatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme berasal dari kata <i>perennial </i>yang berarti abadi, kekel, atau selalu. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. perenialisme menentang pandangan progresifisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8739618560995000036#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Dalam pendidikan, kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh kekacauan serta membahayakan tidak ada satupun yang lebih bermanfaat dari pada kepastian tujuan pendidikan, serta kesetabilan dalam perilaku pendidik. Mohammad Noor Syam (1984) mengemukaan pandangan perenialis, bahwa <i>pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannyapada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh.</i> Perenialisme memendang pendidikansebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang dalam kebuyaan ideal.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Pandangan menenai kenyataan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Perenialisme berpendapat bahwa apa yang dibutuhkan manusia terutama adalah janinan bahwa <i>reality is universal that is every where and at every moment the same (2:299) realita itu bersifat universal bahwa realita itu ada dimana saja dan sama di setiap waktu.</i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Pandangan mengenai nilai</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Perenialisme berpandangan bahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritua, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya.Sedangkan perbuatannya merupakan pancaran isi jiwanya yang berasal dari dan dipimpin oleh Tuhan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Pandangan mengenai pengetahuan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Kepercayaan adalah pangkal tolak perenialinme mengenai kenyataan dan pengetahuan. Artinya sesuatu itu ada kesesuaiannya antara piker (kepercayaan) dengan benda-benda. Sedang yang dimagsud benda adalah hal-hal yang adanya bersendikan atas prinsip keabadian.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Pandangan tentang pendidikan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Teori atau konsep pendidikan perenialaisme dilatarbelakangi oleh filsafat-filsafat plato sebagai Bapak Idealisme Klasik, filsafat Aristoteles sebagai Bapak Realisme Klasik, dan Filsafat Thomas Aquina yang mencoba memadukan antara filsafat Aristoteles dengan dengan ajaran Gereja Katolik yang tumbuh pada zamannya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Pandangan mengenai belajar</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Teori dasar dalam belajar menurut perenialisme adalah mental disiplin sebagai teori dasar penganut perenialisme sependapat bahwa latihan dan pembinaan berfikir (mental dicipline) Dlah salah satu kewajiban dari belajar, atau keutamaan dalam proses belajar (yang tertinggi). Karena itu teori dan program pendidikan pada umumnya dipusatkan kepada pembinaan kemampuan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><o:p> </o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><a href="" name="_Toc188114332"><b>B. Tempat Asal Aliran Perenialisme Dikembangkan</b></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Di zaman kehidupan modern ini banyak menimbulkan krisis diberbagai bidang kehidupan manusia, terutama dalam bidang pendidikan. Untuk mengembalikan keadaan krisis ini, maka perenialisme memberikan jalan keluur yaitu berupa kembali kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal dan teruji ketangguhannya. Untuk itulah pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya kepada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Jelaslah bila dikatakan bahwa pendidikan yang ada sekarang ini perlu kembali kepada masa lampau, karena dengan mengembalikan keapaan masa lampau ini, kebudayaan yang dianggap krisis ini dapat teratasi melalui perenialisme karena ia dapat mengarahkan pusat perhatiannya pada pendidikan zaman dahulu dengan sekarang. Perenialisme rnemandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang. Perenialisme memberikan sumbangan yang berpengaruh baik teori maupun praktek bagi kebuoayaan dan pendidikan zaman sekarang.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Dari pendapat ini sangatlah tepat jika dikatakan bahwa perenialisme memandang pendidikan itu sebagai jalan kembali yaitu sebagai suatu proses mengembalikan kebudayaan sekarang (zaman modern) in terutama pendidikan zaman sekarang ini perlu dikembalikan kemasa lampau. Perenialisme merupakan aliran filsafat yang susunannya mempunyai kesatuan, di mana susunannya itu merupakan hasil pikiran yang memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk bersikap yang tegas dan lurus. Karena itulah perenialisme berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah tujuan yang jelas merupakan tugas yang utama dari filsafat khususnya filsafat pendidikan. Setelah perenialisme menjadi terdesak karena perkembangan politik industri yang cukup berat timbulah usaha untuk bangkit kembali, dan perenialisme berharap agar manusia kini dapat memahami ide dan cita filsafatnya yang menganggap filsafat sebagai suatu azas yang komprehensif Perenialisme dalam makna filsafat sebagai satu pandangan hidup yang bcrdasarkan pada sumber kebudayaan dan hasil-hasilnya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8739618560995000036#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
<a href="" name="_Toc188114333"><b>C. Tokoh-tokoh Perenialisme</b></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">AristotelesFilsafat perenialisme terkenal dengan bahasa latinnya Philosophia Perenis. Pendiri utama dari aliran filsafat ini adalah Aristoteles sendiri, kemudian didukung dan dilanjutkan oleh St. Thomas Aquinas sebagai pemburu dan reformer utama dalam abad ke-13. Perenialisme memandang bahwa kepercayaan-kepercayaan aksiomatis zaman kuno dan abad pertengahan perlu dijadikan dasar penyusunan konsep filsafat dan pendidikan zaman sekarang. Sikap ini bukanlah nostalgia (rindu akan hal-hal yang sudah lampau semata-mata) tetapi telah berdasarkan keyakinan bahwa kepercayaan-kepercayaan tersebut berguna bagi abad sekarang.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Jadi sikap untuk kembali kemasa Iampau itu merupakan konsep bagi perenialisme di mana pendidikan yang ada sekarang ini perlu kembali kemasa lampau dengan berdasarkan keyakinan bahwa kepercayaan itu berguna bagi abad sekarang ini.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">PlatoAsas-asas filsafat perenialisme bersumber pada filsafat, kebudayaan yang mempunyai dua sayap, yaitu perenialisme yang theologis yang ada dalam pengayoman supermasi gereja Katholik, khususnya menurut ajaran dan interpretasi Thomas Aquinas, dan perenialisme sekular yakni yang berpegang kepada ide dan cita filosofis Plato dan Aristoteles. Pendapat di atas sejalan dengan apa yang dikemukakan H.B Hamdani Ali dalam bukunya filsafat pendidikan, bahwa Aristoteles sebagai mengembangkan philosophia perenis, yang sejauh mana seseorang dapat menelusuri jalan pemikiran manusia itu sendiri. ST. Thomas Aquinas telah mengadakan beberapa perubahan sesuai dengan tuntunan agama Kristen tatkala agama itu datang. Kemudian lahir apa yang dikenal dengan nama Neo-Thomisme. Tatkala Neo-Thomisme masih dalam bentuk awam maupun dalam paham gerejawi sampai ke tingkat kebijaksanaan, maka ia terkenal dengan nama perenialisme.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Pandangan-pandangan Thomas Aquinas di atas berpengaruh besar dalam lingkungan gereja Katholik. Demikian pula pandangan-pandangan aksiomatis lain seperti yang diutarakan oleh Plato dan Aristoteles. Lain dari itu juga semuanya mendasari konsep filsafat pendidikan perenialisme. Neo-Scholastisisme atau Neo-Thomisme ini berusaha untuk menyesuaikan ajaran-ajaran Thomas Aquinas dengan tuntutan abad ke dua puluh. Misalnya mengenai perkembangan ilmu pengetahuan cukup dimengerti dan disadari adanya. Namun semua yang bersendikan empirik dan eksprimentasi hanya dipandang sebagai pengetahuan yang fenomenal, maka metafisika mempunyai kedudukan yang lebih penting. Mengenai manusia di kemukakan bahwa hakikat pengertiannya adalah di tekankan pada sifat spiritualnya. Simbol dari sifat ini terletak pada peranan akal yang karenanya, manusia dapat mengerti dan memaham'i kebenaran-kebenaran yang fenomenal maupun yang bersendikan religi (Bamadib, 1990: 64-65). Jadi aliran perenialisme dipakai untuk program pendidikan yang didasarkan atas pokok-pokok aliran Aristoteles dan S.T Thomas Aquinas. Tokoh-tokoh yang mengembangkan ini timbul dari lingkungan agama Katholik atau diluarnya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="" name="_Toc188114334"></a><b>D. Pandangan Perenialisme dan Penerapannya di Bidang Pendidikan</b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi menurut perenialisme, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif yang bersifat analisa. Jadi dengan berpikir maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan melalui akal pikiran. Menurut epistemologi Thomisme sebagian besarnya berpusat pada pengolahan tenaga logika pada pikiran manusia. Apabila pikiran itu bermula dalam keadaan potensialitas, maka dia dapat dipergunakan untuk menampilkan tenaganya secara penuh. Jadi epistemologi dari perenialisme, harus memiliki pengetahuan tentang pengertian dari kebenaran yang sesuai dengan realita hakiki, yang dibuktikan dengan kebenaran yang ada pada diri sendiri dengan menggunakan tenaga pada logika melalui hukum berpikir metode dedduksi, yang merupakan metode filsafat yang menghasilkan kebenaran hakiki, dan tujuan dari epistemologi perenialisme dalam premis mayor dan metode induktifnya sesuai dengan ontologi tentang realita khusus.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Menurut perenialisme penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran dan kecerdasan. Prinsip-prinsip pertama mampu mempunyai penman sedemikian, karena telah memiliki evidensi diri sendiri. Dengan pengetahuan, bahan penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal faktor-faktor dengan pertautannya masing-masing memahami problema yang perlu diselesaikan dan berusaha untuk men gadakan penyelesaian masalahnya. Dengan demikian ia telah mampu mengembangkan suatu paham.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8739618560995000036#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Anak didik yang diharapkan menurut perenialisme adalah mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan buah pikiran tokoh-tokoh besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman telah dicatat menonjol dalam bidang-bidang seperti bahasa dan sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam dan lain-lainnya, telah banyak yang mampu memberikan ilmunisasi zaman yang sudah lampau. Dengan mengetahui rulisan yang berupa pikiran dari para ahli yang terkenal tersebut, yang sesuai dengan bidangnya maka anak didik akan mempunyai dua keuntungan yakni:</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Anak-anak akan mengetahui apa yang terjadi pada masa lampau yang telah dipikirkan oleh orang-orang besar.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Mereka memikirkan peristiwa-peristiwa penting dan karyakarya tokoi1 terse but untuk diri sendiri dan sebagai bahan pertimbangan (reverensi) zaman sekarang.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Jelaslah bahwa dengan mengetahui dan mengembangkan pemikiran karya-karya buahpikiran para ahli tersebut pada masa lampau, maka anak-anak didik dapat mengetahui bagaimana pemikiran para ahli tersebut dalam bidangnya masing-masing dan dapat mengetahui bagaimana peristiwa pada masa lampau tersebut sehingga dapat berguna bagi diri mereka sendiri, dan sebagai bahan pertimbangan pemikiran mereka pada zaman sekarang ini. Hal inilah yang sesuai dengan aliran filsafat perenialisme tersebut.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Tugas utama pendidikan adalah mempersiapkan anak didik ke arah kemasakan. Masak dalam arti hidup akalnya. ladi akal inilah yang perlu mendapat tuntunan ke arah kemasakan tersebut. Sekolah rendah memberikan pendidikan dan pengetahuan serba dasar. Dengan pengetahuan yang tradisional seperti membaca, menulis dan berhitung anak didik memperoleh dasar penting bagi pengetahuan-pengetahuan yang lain. Sekolah sebagai tempat utama dalam pendidikan yang mempersiapkan anak didik ke arah kemasakan melalui akalnya dengan memberikan pengetahuan. Sedangkan sebagai tugas utama dalam pendidikan adalah guru-guru, di mana tug as pendidikanlah yang memberikan pendidikan dan pengajaran (pengetahuan) kepada anak didik. Faktor keberhasilan anak dalam akalnya sangat tergantung kepada guru, dalam arti orang yang telah mendidik dan mengajarkan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Adapun mengenai hakikat pendidikan tinggi ini, Robert Hutchkins mengutarakan lebih lanjut, bahwa kalau pada abad pertengahan filsafat teologis, sekarang seharusnya bersendikan filsafat metafisika. Filsafat ini pada dasarnya adalah cinta intelektual dari Tuhan. Di samping itu, dikatakan pula bahwa karena kedudukan sendi-sendi tersebut penting maka perguruan tinggi tidak seyogyanya bersifat utilistis. Dari ungkapan yang diutarakan oleh Robert Hutchkins di atas mengenai hakikat pendidikan tinggi itu, jelaslah bahwa pendidikan tinggi sekarang ini hendaklah berdasarkan pada filsafat metafisika yaitu filsafat yang berdasarkan cinta intelektual dari Tuhan. Kemudian Robert Hutchkins mengatakan bahwa oleh karena manusia itu pada hakikatnya sama, maka perlulah dikembangkan pendidikan yang sama bagi semua orang, ini disebut pendidikan umum (general education). Melalui kurikulum yang satu serta proses belajar yang mungkin perlu disesuaikan dengan sifat tiap individu, diharapkan tiap individu itl! terbentuk atas dasar landasan kejiwaan yang sama.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
<a href="" name="_Toc188114335"><b>E. Pandangan dan Sikap tentang Aliran Perenialisme</b></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
<a href="" name="_Toc188114336">1. Pandangan secara Ontologi</a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Ontologi perennialisme terdiri dari pengertian-pengertian seperti benda individuIl, esensi, aksiden dan substansi. Perennialisme membedakan suatu realita dalam aspek-aspek perwujudannya menurut istilah ini. Benda individual disini adalah bend a sebagaimana nampak dihadapan manusia dan yang ditangkap dengan panca indera seperti batu, lembu, rumput, orang dalam bentuk, ukuran, warna dan aktifitas tertentu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Misalnya bila manusia ditinjau dari esensinya adalah makhluk berpikir. Adapun aksiden adalah keadaan-keadaan khusus yang dapat berubah-ubah dan yang sifatnya kurang penting dibandingkan dengan esensial, misalnya orang suka bermain sepatu roda, atau suka berpakaian bagus, sedangkan substansi adalah kesatuan dari tiap-tiap individu, misalnya partikular dan uni versal, material dan spiritual.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Jadi segala yang ada di alam semesta ini seperti halnya manusia, batu bangunan dasar, hewan, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya mempakan hal yang logis dalam karakternya. Setiap sesuatu yang ada, tidak hanya merupakan kambinasi antara zat atau bend a tapi merupakan unsur patensiaJitas dengan bentuk yang merupakan unsur aktualitas sebagaimana yang diutarakan aleh Aristateles tetapi ia juga merupakan sesuatu yang datang bersama-sama dari sesuatu "apa" yang terkandung dalam inti (essence) dan potensialitas dengan tindakan untuk "berada" yang merupakan unsur aktualitas sebagaimana yang diungkapkan oleh ST. Thomas Aquinas.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Uraian di atas sejalan dengan apa yang dikatakan I.R Poedjawijatna bahwa esensi dari pada kenyataan itu adalah menuju ke arah aktualitas, sehingga makin lama makin jauh dari patensialitasnya. Bila dihubungkan dengan manusia, maka manusia itu setiap waktu adalah patensialitas yang sedang berubah menjadi aktualitas. Misalnya meskipun manusia dalam hidupnya jarang dikuasai oleh sifat eksistensi kemanusiaan, tidak jarang pula dimilikinya akal, perasaan dan kemauannya, Schula ini dapat dikurangi. Hal-hal yang bersifat partikular yang merintangi kehidupan dapat diatasi. Maka dengan peningkatan suasana hidup spiritual ini manusia dapat makin mendekatkan diri kepada gerak yang tanpa gerak itu, ialah tujuan dan bentuk terakhir dari segalanya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
<a href="" name="_Toc188114337">2. Pandangan Epistemologis Perennialisme</a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Perenialisme berpendapat bahwa segala sesuatu yang dapat diketahui dan merupakan kenyataan adalah apa yang terlindung pada kepercayaan. Kebenaran adalah sesuatu yang menunjukkan kesesuaian an <st1:place w:st="on">tara</st1:place> pikir dengan benda-benda. Benda-benda disini maksudnya adalah hal-hal yang adanya bersendikan atas prinsip-prinsip keabadian. lni berarti bahwa perhatian mengenai kebenaran adalah perhatian mengenai esensi dari sesuatu. Kepercayaan terhadap kebenaran itu akan terlindung apabila segala sesuatu dapat diketahui dan nyata. Jelaslah bahwa pengetahuan itu inerupakan hal yang sangat penting karena ia merupakan pengolahan akal pikiran yang konsekuen.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Menurut perenialisme filsafat yang tertinggi adalah ilmu metafisika. Sebab science sebagai ilmu pengetahuan menggunakan metode induktif yang bersifat analisa empiris kebenarannya terbatas, relatif atau kebenaran probability. Tetapi filsafat dengan metode deduktif bersifat anological analysis, kebenaran yang dihasilkannya bersifat self evidence universal, hakiki dan berjalan dengan hukum-hukum berpikir sendiri yang berpangkal pada hukum pertama, bahwa kesimpulannya bersifat mutlak asasi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="" name="_Toc188114338"></a>3. Pandangan Aksiologi Perennialisme</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Perenialisme memandang masalah nilai berdasarkan azas-azas supernatural, yakni menerima universal yang abadi. Dengan azas seperti itu, tidak hanya ontologi dan epistemologi yang didasarkan atas prinsip teologi dan supernatural, melainkan juga aksiologi. Khususnya dalam tingkah laku manusia, maka manusia sebagai subyek telah memiliki potensi-potensi kebaikan sesuai dengan kodratnya, di samping itu adapula kecenderungan-kecenderungan dan dorongan-dorongan kearah yang tidak baik.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Masalah nilai itu merupakan hal yang utama dalam perenialisme, karena ia berdasarkan pada azas-azas supernatural yaitu menerima universal yang abadi, khususnya tingkah laku manusia. Jadi hakikat manusia itu yang pertama-tama adalah pada jiwanya. Oleh karena itulah hakekat manusia itu juga menentukan hakikat perbuatan-perbuatannya, dan persoalan nilai adalah persoalan spiritual. Dalam aksiologi, prinsip pikiran itu bertahan dan tetap berlaku. Secara etika, tindakan itu ialah yang bersesuaian dengan sifat rasional seorang manusia, karena manusia itu secara alamiah condong kepada kebaikan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Jadi manusia sebagai subyek dalam bertingkah laku, telah memiliki potensi kebaikan sesuai dengan kodratnya, di samping adapula kecenderungan-kecenderunngan dan dorongan-dorongan kearah yang tidak baik. Tindakan yang baik adalah yang bersesuaian dengan sifat rasional (pikiran) manusia. Kodrat wujud manusia yang pertama-tama adaJah lercermm dari jlwa dan pikirannya yang disebut dengan kekuataJl potensial yang membimbing tindakan manusia menuju pada Tuhan at au menjauhi Tuhan, dengan kata lain melakukan kebaikan atau kejahatan, Kebaikan tertinggi adalah mendekatkan diri pada Tuhan sesudah tingkatan ini baru kehidupan berpikir rasional.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Dalam bidang pendidikan perennialisme sangat dipengaruhi oleh tokoh-tokohnya, seperti Plato, Aristoteles dan Thomas Aquinas. Menurut Plato, manusia secara kodrat memiliki tiga potensi yaitu nafsu, kemauan dan pikiran, Pendidikan hendaknya berorientasi pada potensi itu dan kepada masyarakat, agar supaya kebutuhan yang ada pada setiap lapisan masyarakat bisa terpenuhi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Menurut Robert Hutchkins bahwa manusia adalah animal rasionale, maka tujuan pendidikan adalah mengembangkan akal budi supaya anak didik dapat hidup penuh kebijaksanaan demi kebaikan hidup itu sendiri. Oleh karenanya tujuan pendidikan di sekolah perlu sejalan dengan pandangan dasar di atas, mempertinggi kemampuan anak untuk memiliki akal sehat. Dapatlah disimpulkan bahwa tujuan dari pada pendidikan yang hendak dicapai oleh para ahli tersebut di atas adalah untuk mewujudkan agar anak didik dapat hidup bahagia demi kebaikan hidupnya sendiri. Jadi dengan akalnya dikembangkan maka dapat mempertinggi kemampuan akal pikirannya. Dari prinsip-prinsip pendidikan perenialisme tersebut maka perkembangannya telah mempengaruhi sistem pendidikan modern, seperti pembagian kurikulum untuk sekolah dasar, menengah, perguruan tinggi.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8739618560995000036#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><o:p> </o:p></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b>BAB III<o:p></o:p></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b>KESIMPULAN<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Perenialisme merupakansuatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme berasal dari kata <i>perennial </i>yang berarti abadi, kekel, atau selalu. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. perenialisme menentang pandangan progresifisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Dalam pendidikan, kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh kekacauan serta membahayakan tidak ada satupun yang lebih bermanfaat dari pada kepastian tujuan pendidikan, serta kesetabilan dalam perilaku pendidik. Mohammad Noor Syam (1984) mengemukaan pandangan perenialis, bahwa <i>pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannyapada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh.</i> Perenialisme memendang pendidikansebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang dalam kebuyaan ideal.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Dalam bidang pendidikan perennialisme sangat dipengaruhi oleh tokoh-tokohnya, seperti Plato, Aristoteles dan Thomas Aquinas. Menurut Plato, manusia secara kodrat memiliki tiga potensi yaitu nafsu, kemauan dan pikiran, Pendidikan hendaknya berorientasi pada potensi itu dan kepada masyarakat, agar supaya kebutuhan yang ada pada setiap lapisan masyarakat bisa terpenuhi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><o:p> </o:p></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b>DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: black;">Dewey. J (1964). <i>Democracy in Education</i>. Newyork: The Mc Millan Company.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;"><st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on"><span style="color: black;">Henderson</span></st1:place></st1:city><span style="color: black;">, Stella van Petten, 1959. <i>Introduction to Philosophy of Education</i>. <st1:city w:st="on">Chicago</st1:city>: The <st1:place w:st="on"><st1:placetype w:st="on">University</st1:placetype> of <st1:placename w:st="on">Chicago</st1:placename></st1:place> Press.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;"><span style="color: black;">Mudyahardjo, R., (2001). <i>Filsafat Ilmu Pendidikan</i>: Suatu Pengantar. <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bandung</st1:place></st1:city>: Remaja Rosdakarya.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: black;">Power, E. J. (1982). <i>Philosophy of Education</i>. NewJersey: Prentice Hall Inc.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: black;">Sadulloh, U. (2004). <i>Pengantar Pilsafat Pendidikan</i>. <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bandung</st1:place></st1:city>: Alpabeta.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div><!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <!--[endif]--> <div id="ftn1"> <div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8739618560995000036#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%;"> <span style="color: black;">Dewey. J<i>Democracy in Education</i>. Newyork: The Mc Millan Company. (1964).hlm. 25</span><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn2"> <div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8739618560995000036#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on"><span style="color: black; font-size: 10pt;">Henderson</span></st1:place></st1:city><span style="color: black; font-size: 10pt;">, Stella van Petten,. <i>Introduction to Philosophy of Education</i>. <st1:city w:st="on">Chicago</st1:city>: The <st1:place w:st="on"><st1:placetype w:st="on">University</st1:placetype> of <st1:placename w:st="on">Chicago</st1:placename></st1:place> Press. (1959). Hlm. 14</span><span style="font-size: 10pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn3"> <div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8739618560995000036#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <span style="color: black;">Mudyahardjo, R., <i>Filsafat Ilmu Pendidikan</i>: Suatu Pengantar. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bandung</st1:city></st1:place>: Remaja Rosdakarya. (2001)., hlm. </span><span style="color: black; font-size: 10pt;">15</span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn4"> <div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8739618560995000036#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%;"> <span style="color: black;">Sadulloh, U. <i>Pengantar Pilsafat Pendidikan</i>. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bandung</st1:city></st1:place>: Alpabeta</span></span><span style="color: black;">.</span><span style="color: black; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> (2004)., hlm. 26</span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div></div>IPT Ekstensi IAIN STS Jambihttp://www.blogger.com/profile/14075405689973311773noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8739618560995000036.post-51224472700640455512011-08-09T01:20:00.000-07:002011-08-09T01:20:34.133-07:00Makalah Filsafat Empirisme<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPERPUS%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="country-region" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoFootnoteText, li.MsoFootnoteText, div.MsoFootnoteText
{mso-style-noshow:yes;
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoFooter, li.MsoFooter, div.MsoFooter
{margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
tab-stops:center 216.0pt right 432.0pt;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
span.MsoFootnoteReference
{mso-style-noshow:yes;
vertical-align:super;}
a:link, span.MsoHyperlink
{color:blue;
text-decoration:underline;
text-underline:single;}
a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed
{color:purple;
text-decoration:underline;
text-underline:single;}
p
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
/* Page Definitions */
@page
{mso-footnote-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/PERPUS/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") fs;
mso-footnote-continuation-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/PERPUS/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") fcs;
mso-endnote-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/PERPUS/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") es;
mso-endnote-continuation-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/PERPUS/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") ecs;}
@page Section1
{size:21.0cm 842.0pt;
margin:4.0cm 3.0cm 3.0cm 4.0cm;
mso-header-margin:35.45pt;
mso-footer-margin:35.45pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:562185001;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1772142818 67698713 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1
{mso-list-id:599996273;
mso-list-template-ids:1018360298;}
@list l1:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l2
{mso-list-id:1604416040;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:470575888 67698703 -911687182 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l2:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l2:level2
{mso-level-number-format:alpha-upper;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l3
{mso-list-id:2069958479;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-303677836 67698713 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l3:level1
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l4
{mso-list-id:2094154961;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-640936836 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l4:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l5
{mso-list-id:2116437175;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:962480526 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l5:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b>BAB I<o:p></o:p></b></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b>PENDAHULUAN<o:p></o:p></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><strong><span>1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></strong><!--[endif]--><strong>Latar belakang<o:p></o:p></strong></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Tradisi pemikiran Barat dewasa ini merupakan paradigma bagi pengembangan budaya Barat dengan implikasi yang sangat luas dan mendalam di semua segi dari seluruh lini kehidupan. Memahami tradisi pemikiran Barat sebagaimana tercermin dalam pandangan filsafatnya merupakan kearifan tersendiri, karena kita akan dapat melacak segi-segi positifnya yang layak kita tiru dan menemukan sisi-sisi negatifnya untuk tidak kita ulangi.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Ditinjau dari sudut sejarah, filsafat Barat memiliki empat periodisasi. Periodisasi ini didasarkan atas corak pemikiran yang dominan pada waktu itu. Pertama, adalah zaman Yunani Kuno, ciri yang menonjol dari filsafat Yunani kuno adalah ditujukannya perhatian terutama pada pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan asal mula (<em>arche</em>) yang merupakan unsur awal terjadinya gejala-gejala. <st1:place w:st="on">Para</st1:place> filosof pada masa ini mempertanyakan asal usul alam semesta dan jagad raya, sehingga ciri pemikiran filsafat pada zaman ini disebut <em>kosmosentris</em>. Kedua, adalah zaman Abad Pertengahan, ciri pemikiran filsafat pada zaman ini di sebut <em>teosentris</em>. Para filosof pada masa ini memakai pemikiran filsafat untuk memperkuat dogma-dogma agama Kristiani, akibatnya perkembangan alam pemikiran Eropa pada abad pertengahan sangat terkendala oleh keharusan untuk disesuaikan dengan ajaran agama, sehingga pemikiran filsafat terlalu seragam bahkan dipandang seakan-akan tidak penting bagi sejarah pemikiran filsafat sebenarnya. Ketiga, adalah zaman Abad Modern, para filosof zaman ini menjadikan manusia sebagai pusat analisis filsafat, maka corak filsafat zaman ini lazim disebut <em>antroposentris</em>. Filsafat Barat modern dengan demikian memiliki corak yang berbeda dengan filsafat Abad Pertengahan. Letak perbedaan itu terutama pada otoritas kekuasaan politik dan ilmu pengetahuan. Jika pada Abad Pertengahan otoritas kekuasaan mutlak dipegang oleh Gereja dengan dogma-dogmanya, maka pada zaman Modern otoritas kekuasaan itu terletak pada kemampuan akal manusia itu sendiri. Manusia pada zaman modern tidak mau diikat oleh kekuasaan manapun, kecuali oleh kekuasaan yang ada pada dirinya sendiri yaitu akal. Kekuasaan yang mengikat itu adalah agama dengan gerejanya serta Raja dengan kekuasaan politiknya yang bersifat absolut. Keempat, adalah Abad Kontemporer dengan ciri pokok pemikiran <em>logosentris</em>, artinya teks menjadi tema sentral diskursus filsafat.<a href="http://jaringskripsi.wordpress.com/2009/09/22/filsafat-modern-dan-pembentukannya-renaisans-rasionalisme-dan-empirisme/#_ftn1">[1]</a></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><strong><span>2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></strong><!--[endif]--><strong>Rumusan</strong> <strong>Masalah<o:p></o:p></strong></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Berdasarkan uraian di atas, maka pembahasan dalam makalah ini akan dibatasi pada filsafat modern dan pembentukannya yang difokuskan pada tiga masalah inti Empirisme dalam rumusan masalah sebagai berikut:</div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Bagaimana filsafat modern aliran empirisme?</li>
</ol><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><o:p> </o:p></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b>BAB II<o:p></o:p></b></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b>PEMBAHASAN<o:p></o:p></b></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b>ALIRAN EMPIRISME<o:p></o:p></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span>A.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b>Pengertian Aliran Empirisme<o:p></o:p></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Empirisme adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan dan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme di ambil dari bahasa Yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Sebagai suatu doktrin empirisme adalah lawan dari rasionalisme. Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan tentang kebenaran yang sempurna tidak diperoleh melalui akal, melainkan di peroleh atau bersumber dari panca indera manusia, yaitu mata, lidah, telinga, kulit dan hidung. Dengan kata lain, kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan pengalaman manusia.<br />
Ajaran-ajaran pokok empirisme yaitu:</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Pandangan bahwa semua ide atau gagasan merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal atau rasio.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data inderawi.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Semua pengetahuan turun secara langsung, atau di simpulkan secara tidak langsung dari data inderawi (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika).</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Akal budi sendiri tidak dapat memberikan kita pengetahuan tentang realitas tanpa acuan pada pengalaman inderawi dan penggunaan panca indera kita. Akal budi mendapat tugas untuk mengolah bahan bahan yang di peroleh dari pengalaman.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>6.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui bahwa pengalaman sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><o:p> </o:p></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><st1:place w:st="on">Para</st1:place> pemikir di Inggris bergerak ke arah yang berbeda dengan tema yang telah dirintis oleh Descartes. Mereka lebih mengikuti Jejak Francis Bacon, yaitu aliran empirisme. <a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8739618560995000036#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.Empirisme adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan dan pengetahuan itu sendiri dan mengecilkan peran akal. Istilah empirisme diambil dari bahasa yunani <em>empeiria</em> yang berarti pengalaman. Sebagai suatu doktrin, empirisme adalah lawan rasionalisme. Akan tetapi tidak berarti bahwa rasionalisme ditolak sama sekali. Dapat dikatakan bahwa rasionalisme dipergunakan dalam kerangka empirisme, atau rasionalisme dilihat dalam bingkai empirisme <a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8739618560995000036#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Orang pertama pada abad ke-17 yang mengikuti aliran empirisme di Inggris adalah Thomas Hobbes (1588-1679). Jika Bacon lebih berarti dalam bidang metode penelitian, maka Hobbes dalam bidang doktrin atau ajaran. Hobbes telah menyusun suatu sistem yang lengkap berdasar kepada empirisme secara konsekuen. Meskipun ia bertolak pada dasar-dasar empiris, namun ia menerima juga metode yang dipakai dalam ilmu alam yang bersifat matematis. Ia telah mempersatukan empirisme dengan rasionalisme matematis. Ia mempersatukan empirisme dengan rasionalisme dalam bentuk suatu filsafat materialistis yang konsekuen pada zaman modern.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Menurut Hobbes, filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang bersifat umum, sebab filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan tentang efek-efek atau akibat-akibat, atau tentang penampakan-panampakan yang kita peroleh dengan merasionalisasikan pengetahuan yang semula kita miliki dari sebab-sebabnya atau asalnya. Sasaran filsafat adalah fakta-fakta yang diamati untuk mencari sebab-sebabnya. Adapun alatnya adalah pengertian-pengertian yang diungkapkan dengan kata-kata yang menggambarkan fakta-fakta itu. Di dalam pengamatan disajikan fakta-fakta yang dikenal dalam bentuk pengertian-pengertian yang ada dalam kesadaran kita. Sasaran ini dihasilkan dengan perantaraan pengertian-pengertian; ruang, waktu, bilangan dan gerak yang diamati pada benda-benda yang bergerak. Menurut Hobbes, tidak semua yang diamati pada benda-benda itu adalah nyata, tetapi yang benar-benar nyata adalah gerak dari bagian-bagian kecil benda-benda itu. Segala gejala pada benda yang menunjukkan sifat benda itu ternyata hanya perasaan yang ada pada si pengamat saja. Segala yang ada ditentukan oleh sebab yang hukumnya sesuai dengan hukum ilmu pasti dan ilmu alam. Dunia adalah keseluruhan sebab akibat termasuk situasi kesadaran kita.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8739618560995000036#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> </div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Sebagai penganut empirisme, pengenalan atau pengetahuan diperoleh melalui pengalaman. Pengalaman adalah awal dari segala pengetahuan, juga awal pengetahuan tentang asas-asas yang diperoleh dan diteguhkan oleh pengalaman. Segala pengetahuan diturunkan dari pengalaman. Dengan demikian, hanya pengalamanlah yang memberi jaminan kepastian.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Berbeda dengan kaum rasionalis, Hobbes memandang bahwa pengenalan dengan akal hanyalah mempunyai fungsi mekanis semata-mata. Ketika melakukan proses penjumlahan dan pengurangan misalnya, pengalaman dan akal yang mewujudkannya. Yang dimaksud dengan pengalaman adalah keseluruhan atau totalitas pengamatan yang disimpan dalam ingatan atau digabungkan dengan suatu pengharapan akan masa depan, sesuai dengan apa yang telah diamati pada masa lalu. Pengamatan inderawi terjadi karena gerak benda-benda di luar kita menyebabkan adanya suatu gerak di dalam indera kita. Gerak ini diteruskan ke otak kita kemudian ke jantung. Di dalam jantung timbul reaksi, yaitu suatu gerak dalam jurusan yang sebaliknya. Pengamatan yang sebenarnya terjadi pada awal gerak reaksi tadi.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Untuk mempertegas pandangannya, Hobbes menyatakan bahwa tidak ada yang universal kecuali nama belaka. Konsekuensinya ide dapat digambarkan melalui kata-kata. Dengan kata lain, tanpa kata-kata ide tidak dapat digambarkan. Tanpa bahasa tidak ada kebenaran atau kebohongan. Sebab, apa yang dikatakan benar atau tidak benar itu hanya sekedar sifat saja dari kata-kata. Setiap benda diberi nama dan membuat ciri atau identitas-identitas di dalam pikiran orang. Selanjutnya tradisi empiris diteruskan oleh John Locke (1632-1704) yang untuk pertama kali menerapkan metode empiris kepada persoalan-persoalan tentang pengenalan atau pengetahuan. Bagi Locke, yang terpenting adalah menguraikan cara manusia mengenal. Locke berusaha menggabungkan teori-teori empirisme seperti yang diajarkan Bacon dan Hobbes dengan ajaran rasionalisme Descartes. Usaha ini untuk memperkuat ajaran empirismenya. Ia menentang teori rasionalisme mengenai idea-idea dan asas-asas pertama yang dipandang sebagai bawaan manusia. Menurut dia, segala pengetahuan datang dari pengalaman dan tidak lebih dari itu. Peran akal adalah pasif pada waktu pengetahuan didapatkan. Oleh karena itu akal tidak melahirkan pengetahuan dari dirinya sendiri. Pada waktu manusia dilahirkan, akalnya merupakan sejenis buku catatan yang kosong (tabula rasa). </div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Di dalam buku catatan itulah dicatat pengalaman-pangalaman inderawi. Seluruh pengetahuan kita diperoleh dengan jalan menggunakan serta membandingkan ide-ide yang diperoleh dari penginderaan serta refleksi yang pertama dan sederhana. Tapi pikiran, menurut Locke, bukanlah sesuatu yang pasif terhadap segala sesuatu yang datang dari luar. Beberapa aktifitas berlangsung dalam pikiran. Gagasan-gagasan yang datang dari indera tadi diolah dengan cara berpikir, bernalar, mempercayai, meragukan dan dengan demikian memunculkan apa yang dinamakannya dengan perenungan.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Locke menekankan bahwa satu-satunya yang dapat kita tangkap adalah penginderaan sederhana. Ketika kita makan apel misalnya, kita tidak merasakan seluruh apel itu dalam satu penginderaan saja. Sebenarnya, kita menerima serangkaian penginderaan sederhana, yaitu apel itu berwarna hijau, rasanya segar, baunya segar dan sebagainya. Setelah kita makan apel berkali-kali, kita akan berpikir bahwa kita sedang makan apel. Pemikiran kita tentang apel inilah yang kemudian disebut Locke sebagai gagasan yang rumit atau ia sebut dengan persepsi. Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa semua bahan dari pengetahuan kita tentang dunia didapatkan melalui penginderaan. Ini berarti bahwa semua pengetahuan kita betapapun rumitnya, dapat dilacak kembali sampai kepada pengalaman-pengalaman inderawi yang pertama-tama yang dapat diibaratkan seperti atom-atom yang menyusun objek-objek material. Apa yang tidak dapat atau tidak perlu dilacak kembali seperti demikian itu bukanlah pengetahuan atau setidak-tidaknya bukanlah pengetahuan mengenai hal-hal yang faktual. </div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Di tangan empirisme Locke, filsafat mengalami perubahan arah. Jika rasionalisme Descartes mengajarkan bahwa pengetahuan yang paling berharga tidak berasal dari pengalaman, maka menurut Locke, pengalamanlah yang menjadi dasar dari segala pengetahuan. Namun demikian, empirisme dihadapkan pada sebuah persoalan yang sampai begitu jauh belum bisa dipecahkan secara memuaskan oleh filsafat. Persoalannya adalah menunjukkan bagaimana kita mempunyai pengetahuan tentang sesuatu selain diri kita dan cara kerja pikiran itu sendiri. <a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8739618560995000036#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><a href="http://jaringskripsi.wordpress.com/2009/09/22/filsafat-modern-dan-pembentukannya-renaisans-rasionalisme-dan-empirisme/#_ftn36">[36]</a></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span>B.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b>Tokoh-Tokoh Empirisme<o:p></o:p></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Aliran empirisme dibangun oleh Francis Bacon (1210-1292) dan Thomas Hobes (1588-1679), namun mengalami sistematisasi pada dua tokoh berikutnya, John Locke dan David Hume.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>a.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->John Locke (1632-1704)</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Ia lahir tahun 1632 di Bristol Inggris dan wafat tahun 1704 di Oates Inggris. Ia juga ahli politik, ilmu alam, dan kedokteran. Pemikiran John termuat dalam tiga buku pentingnya yaitu essay concerning human understanding, terbit tahun 1600; letters on tolerantion terbit tahun 1689-1692; dan two treatises on government, terbit tahun 1690. Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap aliran rasionalisme. Bila rasionalisme mengatakan bahwa kebenaran adalah rasio, maka menurut empiris, dasarnya ialah pengalaman manusia yang diperoleh melalui panca indera. </div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Dengan ungkapan singkat Locke :</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify;">“Segala sesuatu berasal dari pengalaman inderawi, bukan budi (otak). Otak tak lebih dari sehelai kertas yang masih putih, baru melalui pengalamanlah kertas itu terisi.”</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Dengan demikian dia menyamakan pengalaman batiniah (yang bersumber dari akal budi) dengan pengalaman lahiriah (yang bersumber dari empiri).</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>b.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->David Hume (1711-1776).</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">David Hume lahir di <st1:city w:st="on">Edinburg</st1:city> <st1:country-region w:st="on">Scotland</st1:country-region> tahun 1711 dan wafat tahun 1776 di <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">kota</st1:city></st1:place> yang sama. Hume seorang nyang menguasai hukum, sastra dan juga filsafat. Karya tepentingnya ialah an encuiry concercing humen understanding, terbit tahun 1748 dan an encuiry into the principles of moral yang terbit tahun 1751.<br />
Pemikiran empirisnya terakumulasi dalam ungkapannya yang singkat yaitu I never catch my self at any time with out a perception (saya selalu memiliki persepsi pada setiap pengalaman saya). Dari ungkapan ini Hume menyampaikan bahwa seluruh pemikiran dan pengalaman tersusun dari rangkaian-rangkaian kesan (impression). Pemikiran ini lebih maju selangkah dalam merumuskan bagaimana sesuatu pengetahuan terangkai dari pengalaman, yaitu melalui suatu institusi dalam diri manusia (impression, atau kesan yang disistematiskan ) dan kemudian menjadi pengetahuan. </div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Di samping itu pemikiran Hume ini merupakan usaha analisias agar empirisme dapat di rasionalkan teutama dalam pemunculan ilmu pengetahuan yang di dasarkan pada pengamatan “(observasi ) dan uji coba (eksperimentasi), kemudian menimbulkan kesan-kesan, kemudian pengertian-pengertian dan akhirnya pengetahuan, rangkaian pemikiran tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut:</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span>C.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b>Beberapa Jenis Empirisme<o:p></o:p></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">1. Empirio-kritisisme</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Disebut juga Machisme. ebuah aliran filsafat yang bersifat subyaktif-idealistik. Aliran ini didirikan oleh Avenarius dan Mach. Inti aliran ini adalah ingin “membersihkan” pengertian pengalaman dari konsep substansi, keniscayaan, kausalitas, dan sebagainya, sebagai pengertian apriori. Sebagai gantinya aliran ini mengajukan konsep dunia sebagai kumpulan jumlah elemen-elemen netral atau sensasi-sensasi (pencerapan-pencerapan). Aliran ini dapat dikatakan sebagai kebangkitan kembali ide Barkeley dan Hume tatapi secara sembunyi-sembunyi, karena dituntut oleh tuntunan sifat netral filsafat. Aliran ini juga anti metafisik.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Empirisme Logis</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Analisis logis Modern dapat diterapkan pada pemecahan-pemecahan problem filosofis dan ilmiah. Empirisme Logis berpegang pada pandangan-pandangan berikut :</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>a.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Ada</st1:place></st1:city> batas-batas bagi Empirisme. Prinsip system logika formal dan prinsip kesimpulan induktif tidak dapat dibuktikan dengan mengacu pada pengalaman.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>b.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Semua proposisi yang benar dapat dijabarkan (direduksikan) pada proposisi-proposisi mengenai data inderawi yang kurang lebih merupakan data indera yang ada seketika</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>c.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat kenyataan yang terdalam pada dasarnya tidak mengandung makna.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
3. Empiris Radikal</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Suatu aliran yang berpendirian bahwa semua pengetahuan dapat dilacak sampai pada pengalaman inderawi. Apa yang tidak dapat dilacak secara demikian itu, dianggap bukan pengetahuan. Soal kemungkinan melawan kepastian atau masalah kekeliruan melawan kebenaran telah menimbulkan banyak pertentangan dalam filsafat. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada</st1:city></st1:place> pihak yang belum dapat menerima pernyataan bahwa penyelidikan empiris hanya dapa memberikan kepada kita suatu pengetahuan yang belum pasti (Probable). Mereka mengatakan bahwa pernyataan- pernyataan empiris, dapat diterima sebagai pasti jika tidak ada kemungkinan untuk mengujinya lebih lanjut dan dengan begitu tak ada dasar untukkeraguan. Dalam situasi semacam iti, kita tidak hanya berkata: Aku merasa yakin (I feel certain), tetapi aku yakin. Kelompok falibisme akan menjawab bahwa: tak ada pernyataan empiris yang pasti karena terdapat sejumlah tak terbatas data inderawi untuk setiap benda, dan bukti-bukti tidak dapat ditimba sampai habis sama sekali.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><o:p> </o:p><b>BAB III<o:p></o:p></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b>KESIMPULAN<o:p></o:p></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Empirisme adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan dan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme di ambil dari bahasa Yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Sebagai suatu doktrin empirisme adalah lawan dari rasionalisme. Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan tentang kebenaran yang sempurna tidak diperoleh melalui akal, melainkan di peroleh atau bersumber dari panca indera manusia, yaitu mata, lidah, telinga, kulit dan hidung.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Empiris Radikal</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Suatu aliran yang berpendirian bahwa semua pengetahuan dapat dilacak sampai pada pengalaman inderawi. Apa yang tidak dapat dilacak secara demikian itu, dianggap bukan pengetahuan. Soal kemungkinan melawan kepastian atau masalah kekeliruan melawan kebenaran telah menimbulkan banyak pertentangan dalam filsafat. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada</st1:city></st1:place> pihak yang belum dapat menerima pernyataan bahwa penyelidikan empiris hanya dapa memberikan kepada kita suatu pengetahuan yang belum pasti (Probable). Mereka mengatakan bahwa pernyataan- pernyataan empiris, dapat diterima sebagai pasti jika tidak ada kemungkinan untuk mengujinya lebih lanjut dan dengan begitu tak ada dasar untukkeraguan. Dalam situasi semacam iti, kita tidak hanya berkata: Aku merasa yakin (I feel certain), tetapi aku yakin. Kelompok falibisme akan menjawab bahwa: tak ada pernyataan empiris yang pasti karena terdapat sejumlah tak terbatas data inderawi untuk setiap benda, dan bukti-bukti tidak dapat ditimba sampai habis sama sekali.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><o:p> </o:p><b>DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></b></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">Achmadi, Asmoro. <em>Filsafat Umum</em>. Cet. V; <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Jakarta</st1:place></st1:city>: PT Raja Grafindo Persada, 2003.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">Anees, Bambang Q- dan Radea Juli A. Hambali. <em>Filsafat Untuk Umum</em>. Cet. I; <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Jakarta</st1:place></st1:city>: Prenada Media, 2003.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">Hadiwijono, Harun. <em>Sari Sejarah Filsafat Barat 2</em>. Cet. IX; <st1:place w:st="on">Yogyakarta</st1:place>: Kanisius, 1993.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">Ravertz, Jerome R. <em>The Philosophy of Science</em>. Diterjemahkan oleh Saut Pasaribu dengan judul <em>Filsafat Ilmu, Sejarah dan</em> <em>Ruang Lingkup Bahasan.</em> Cet. I; <st1:place w:st="on">Yogyakarta</st1:place>: Pustaka Pelajar, 2004.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. <em>Filsafat Ilmu</em>. Cet. VII; <st1:place w:st="on">Yogyakarta</st1:place>: Pustaka Pelajar, 2008.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><br />
</div><div><!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <!--[endif]--> <div id="ftn1"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8739618560995000036#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Harun Hadiwijono, <em>Sari Sejarah Filsafat Barat 2</em> (Cet. IX; Yogyakarta: Kanisius, 1993), h. 11., lihat Jerome R. Ravertz, <em>The Philosophy of Science</em>, diterjemahkan Saut Pasaribu, <em>Filsafat Ilmu, Sejarah dan</em> <em>Ruang Lingkup Bahasan</em> (Cet. I; <st1:place w:st="on">Yogyakarta</st1:place>: Pustaka Pelajar, 2004), h. 29.</div></div><div id="ftn2"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8739618560995000036#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Ahmad Tafsir, <em>Filsafat Umum</em> (Cet. VI; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998), h. 109</div></div><div id="ftn3"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8739618560995000036#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Harun Hadiwijono, <em>op. cit.,</em> h. 32.</div></div><div id="ftn4"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8739618560995000036#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Bambang Q-Anees dan Radea Juli A. Hambali, selanjutnya disebut Bambang, <em>Filsafat Untuk Umum</em> (Cet. I; <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Jakarta</st1:place></st1:city>: Prenada Media, 2003), h. 334.</div></div></div>IPT Ekstensi IAIN STS Jambihttp://www.blogger.com/profile/14075405689973311773noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8739618560995000036.post-13588267495504183982011-08-09T01:04:00.000-07:002011-08-09T01:04:40.654-07:00Resume filsafat aliran realisme<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPERPUS%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoFooter, li.MsoFooter, div.MsoFooter
{margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
tab-stops:center 216.0pt right 432.0pt;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:21.0cm 842.0pt;
margin:4.0cm 3.0cm 3.0cm 4.0cm;
mso-header-margin:35.45pt;
mso-footer-margin:35.45pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:1323237673;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1054514896 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1
{mso-list-id:1552422137;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:773602536 67698709 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l1:level1
{mso-level-number-format:alpha-upper;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l2
{mso-list-id:1661034425;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1341127816 67698709 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l2:level1
{mso-level-start-at:3;
mso-level-number-format:alpha-upper;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="ES">BAB I<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="ES">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 17.3pt;"><span lang="ES">Ada tiga ajaran pokok dari Plato yaitu tentang idea, jiwa dan proses mengenal. Menurut Plato realitas terbagi menjadi dua yaitu contoh (paradigma) bagi benda konkret. Pembagian dunia ini pada inderawi yang selalu berubah dan dunia idea yang tidak pernah berubah. Idea merupakan sesuatu yang obyektif, tidak diciptakan oleh pikiran dan justru sebaliknya memberikam dua pengenalan. Pertama pengenalan tentang idea; inilah pengenalan yang sebenarnya. Pengenalan yang dapat dicapai oleh rasio ini disebut episteme (pengetahuan) dan bersifat, teguh, jelas, dan tidak berubah. Dengan demikian Plato menolak relatifisme kaum sofis. Kedua, pengenalan tentang benda-benda disebut doxa (pendapat), dan bersifat tidak tetap dan tidak pasti; pengenalan ini dapat dicapai dengan panca indera. Dengan dua dunianya ini juga Plato bisa mendamaikan persoalan besar filsafat pra-socratik yaitu pandangan panta rhei-nya Herakleitos dan pandangan yang ada-ada-nya Parmenides. Keduanya benar, dunia inderawi memang selalu berubah sedangkan dunia idea tidak pernah berubah dan abadi. Memang jiwa Plato berpendapat bahwa jika itu baka, lantaran terdapat kesamaan antara jiwa dan idea. Lebih lanjut dikatakan bahwa jiwa sudah ada sebelum hidup di bumi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 17.3pt;"><span lang="ES">Sebelum bersatu dengan badan, jiwa sudah mengalami pra eksistensi dimana ia memandang idea-idea. Berdasarkan pandangannya ini, Plato lebih lanjut berteori bahwa pengenalan pada dasarnya tidak lain adalah pengingatan (anamnenis) terhadap idea-idea yang telah dilihat pada waktu pra-eksistansi. Ajaran Plato tentang jiwa manusia ini bisa disebut penjara. Plato juga mengatakan, sebagaimana manusia, jagat raya juga memiliki jiwa dan jiwa dunia diciptakan sebelum jiwa-jiwa manusia. Plato juga membuat uraian tentang negara. Tetapi jasanya terbesar adalah usahanya membuka sekolah yang bertujuan ilmiah. Sekolahnya diberi nama “Akademia” yang paling didedikasikan kepada pahlawan yang bernama<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="ES">BAB II<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="ES">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="ES">ALIRAN REALISME<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span>A.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b>Definisi Realisme<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Real menunjukkan apa yang ada. Reality adalah keadaan atau sifat benda yang real atau yang ada; yakni bertentanganl dengan yang hanya nampak. Dalam arti umum, realism bearti kepatuhan kepada fakta, kepada apa yang terjadi, jadi bukan kepada apa yang diharapkan atau yang diinginkan. Akan tetapi dalam filsafat, kata realism dipakai dalam arti yang lebih teknis.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Dalam arti filsafat yang sempit, realism bearti anggapan bahwa obyek indera kita adalah real; benda – benda ada, adanya itu terlepas dari kenyataan bahwa benda itu kita ketahui, atau kita persepsikan atau ada hubungannya dengan pikiran kita.<span> </span>Bagi kelompok realis, alam itu, satu satunya hal yang dapat kita lakukan adalah : menjalin hubungan yang baik dengannya. Kelompok realis berusaha untuk melakukan hal ini, bukan untuk mentafsirkannnya menurut keinginan atau kepercayaannya yang belum dicoba kebenarannya. Seorang realis bangsa Inggris berkata :</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">“kita tak dapat melepaskan diri dari fakta bahwa terdapat perbedaan antara benda dan ide. Bagi common sense biasa, ide adalah ide tentang suatu benda, suatu pikiran dalam akal kita yang menunjuk suatu benda. Dalam hal ini benda adalah realitas dan ide adalah “ bagaimana benda itu nampak kepada kita”. Oleh karena itu maka pikiran kita harus menyesuaikan diri dengan benda – benda, jika ia mau menjadi benar, jika ide kita tidak cocok dengan bendanya, maka ide itu salah atau tak berfaedah. Benda tidak menyesuaikan diri dengan ide kita, dan terus selalu menggantinya sampai kita mendapatkan ide yang benar. Cara cara tersebut adalah realis karena ia menjadikan “ benda” dan bukan “ide” sebagai ukuran kebenaran, pusat arti, realisme menjadikan benda itu real dan ide itu penampakan benda yang benar atau yang keliru”.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><o:p> </o:p>Seorang filosof realis lainnya, yaitu Alfred North Whitehead, menjelaskan alasannya mengapa ia percaya bahwa benda yang kita alami harus dibedakan dengan jelas dari pengetahuan kita tentang benda tersebut. Dalam mempertahankan sikap obyektif dari realisme yang didasarkan atas kebutuhan sains dan pengalaman yang konkrit dari manusia. Dalam mempertahankan sikap obyektif dari realisme yang didasarkan atas kebutuhan sains dan pengalaman yang konkrit dari manusia. White Head yang menyampaikan tiga pernyataan. Pertama, kita ini berada dalam alam warna, suara dan obyek inderawi. Alam bukannya dalam diri kita dan tidak bersandar kepada indera kita. Kedua, pengetahuan tentang sejarah mengungkapkan kepada kita keadaan pada masa lampau ketika belum ada makhluk hidup di atas bumi dan dibumi terjadi perubahan-perubahan dan kejadian yang penting. Ketiga, aktivitas seseorangt nampaknya menuju lebih jauh dari jiwa manusia dan mencari serta mendaptkan batas terakhir dalam dunia yang kita ketahui. Benda benda mendatarkan jalan bagi kesdaran kita. “Dunia pemikiran yang umum” memerlukan dan mengandung “dunia indera yang umum”.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Banyak filosof pada zaman dahulu dan sekarang, khususnya kelompok idealis dan pragmatis berpendapat bahwa benda yang diketahui atau yang dialami itu berbeda daripada benda itu sendiri sesudah mempunyai dengan kita. Oleh karena kita tidak akan tahu tentang benda kecuali dalam keadaan “diketahui” atau di “alami” oleh kita maka benda yang telah kita ketahui atau kita alami ini merupakan bagian yang pokok dari benda yang kita ketahui.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b>B. Tokoh tokoh realisme<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subjek yang menyadari dan mengetahui di satu pihak dan di pihak lainnya adalah adanya realita di luar manusia, yang dapat dijadikan objek pengetahuan manusia. Beberapa tokoh yang beraliran realisme: Aristoteles, Johan Amos Comenius, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke, Galileo, David Hume, John Stuart Mill.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><st1:place w:st="on">Para</st1:place> penganut rasionalisme berpandangan bahwa satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah rasio (akal) seseorang. Perkembangan pengetahuan mulai pesat pada abad ke-18. Orang yang dianggap sebagai bapak rasionalisme adalah <strong>Rene Descartez</strong> (1596-1650) yang juga dinyatakan sebagai bapak filsafat modern. Semboyannya yang terkenal adalah cogito ergo sum (saya berpikir, jadi saya ada).</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Tokoh-tokoh lainnya adalah John Locke (1632-1704), J.J. Rousseau (1712-1778) dan Basedow (1723-1790). John Locke terkenal sebagai tokoh filsafat dan pendidik dengan pandangannya tentang tabula rasa dalam arti bahwa setiap insan diciptakan sama, sebagai kertas kosong. Dengan demikian melatih atau memberikan pendidikan atau pandai menalar merupakan tugas utama pendidikan formal. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span>C.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b>Jenis – jenis Realisme<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Realisme adalah istilah yang meliputi bermacam – macam aliran filsafat yang mempunyai dasar-dasar yang sama. Sedikitnya ada tiga aliran dalam realisme modern. Pertama, kecenderungan kepada materialisme mekanik adalah realisme tetapi juga materialisme. Kedua, kecenderungan terhadap idealisme. Dasar eksistensi mungkin dianggap sebagai akal atau jiwa yang merupakan keseluruhan organic. James B. Pratt dalam karangannya personal<span> </span>realisme, mengemukakan bahwa bentuk realisme semcam itu,yakni suatu bentuk yang susah dibedakan dari beberapa jenis dari realisme obyektif. Ketiga, terdapat kelompok realis yang menganggap bahwa realitas itu pluralistic dan terdiri atas bermacam macam jenis; jiwa dan materi hanya merupakan dua dari beberapa jenis lainnya. Dalam fasal ini, realisme pluralistic mendapat perhatian yang terbesar, karena ia merupakan aliran yang dominan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Apa yang kadang kadang dinamakan realisme platonic, atau konseptual atau klasik adalah lebih dekat kepada idealisme modern daripada realisme modern. Dengan asumsi bahwa yang riil itu bersifat permanent dan tidak berubah, Plato mengatakan bahwa ide atau universal adalah riil daripada individual. Selama abad pertengahan terdapat perdebatan antara realisme klasik (Platonik) dan nominalis yang bersikap bahwa nama jenis atau uuniversal itu hanya nama, dan realita itu terdapat dalam persepsi atau benda-benda individual. Kata kata hanya menunjukkan jenis atau simbol dan tidak menunjukkan benda yang mempunyai eksistensi kecuali eksistensi partikuler yang kemudian membentuk suatu kelas (jenis).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Dasawarsa pertama dari abad ke – 20 adalah periode gejolak intelektual. Pada tahun 1910 muncul enam orang guru filsafat di Amerika Serikat. Mereka membentuk suatu kelompok pada tahun 1912 dana menerbitkan bersama suatu buku dengan judul the new realism.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Kelompok neoralis menolak subyektivisme, monisme, absolutisme (percaya kepada sesuatu yang mutlak dan yang tanpa batas), segala filsafat mistik dan pandangan bahwa benda-benda non-metal itu diciptakan atau diubah oleh akal yang maha mengetahui. Kelompok neoralis menerangkan bahwa di samping keyakinan-keyakinan pokok ini, menolak subyektivisme, monisme, absolutisme (percaya kepada sesuatu yang mutlak dan tanpa batas) segala filsafat mistik dan pandangan bahwa benda-benda yang non mental itu diciptakan atau diubah oleh akal yang maha mengetahui.<span> </span>Kelompok realis membedakan antara obyek fikiran dan tindakan fikiran itu sendiri. Pada umumnya, kaum realis menekankan teori korespondensi untuk meneliti kebenaran pernyataan-pernyataan. Kebenaran adalah hubungan erat putusan kita pada fakta-fakta pengalaman atau kepada dunia sebagaimana adanya. Kebenaran adalah kepatuhan kepada realitas dan obyektif.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Kebanyakan kaum realis menghormati sains dan menekankan hubungan yang erat antara sains dan filsafat. Tetapi banyak yang diantara mereka bersifat kritis terhadap sains lama yang mengandung dualisme atau mengingkari bidang nilai. Sebagai contoh Alfred North Whitehead yang mencetuskan “filsafat organisme”. Ia mengkritik pandangan sains yang tradisional yang memisahkan antara materi dan kehidupan, badan dan akal, alam dan jiwa substansi dan kualitas-kualitas. Pendekatan semacam itu menggosongkan alam dari kualitas indra dan condong untuk mengingkari nilai etika,estetika dan agama.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span> </span><o:p><br />
</o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span>D.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b>Implikasi Realisme<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Jika kelompok pragmatis seperti apa yang akan kita lihat di pasal lain menekankan alam pengalaman kita (the world of our experience) maka kelompok realis menekankan alam pengalaman kita. Dunia adalah seperti apa adanya, bagaimanapun orang memikirkannya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Jika kelompok idealis menekankan akal (jiwa) sebagai realitas pertama, maka kelompok realis condong untuk menganggap alak sebagai salah satu dari beberapa benda yang keseluruhannya dinamakan alam. Seorang realis curiga terhadap kecondongan untuk menjadikan fakta dengan kemauan untuk menjadkan kesadaran kita sebagai pusat kepentingan alam. Penekanan terhadap dunia luar yang berdiri sendiri tetapi terbuka sebagaimana adanya terhadap akal adalah sesuai dengan sains alam. Perhatian diarahkan kepada akal yang memahami akan tetapi kepada realitas yang dipahami. Dengan begitu maka realisme mencerminkan obyektivitisme yang mendasari dan menyokong sains modern. Realisme bersandar kepada akal bukan kepada sentiment dan keinginan. Ia bersedia menerima kenyataan bahwa dunia ini berbeda dengan apa yang kita inginkan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Oleh karena realisme bertentangan tajam dengan idealisme dan dianggap sebagai menjauhkan sifat mental dari dunia, maka perlu adalah pernyataan tentang sikap realis kepada akal. Dalam argumentasi bahwa realisme tidak menurunkan martabat akal atau menghilangkan kekayaan dan nilai nilainya, seorang realis berkata : “ Realisme menjauhkan akal dari kepongahan-kepongahannya akan tetapi tidak menjauhkannya dari nilai dan kebesarannya. Sebaliknya, dengan menyerahkan hak-hak pihak lain kepada pemiliknya, akal menemukan dirinya ; jika realisme menurunkan akal dari singgasananya, ia mengakuinya sebagai kepala dalam dunia yang ia ketahui”. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><!--[if !supportLists]--><b><span>E.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b>Komentar Para Ahli<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Realisme adalah suatu gerakan filsafat yang luas yang meliputi materialisme di satu pihak dan sikap yang lebih dekat kepada idealisme obyektif di pihak lain.<span> </span>Oleh karena itu realismem tidak mudah untuk di pertahankan atau dikritik secara ringkas. Aalah tidak mungkin untuk menjelasakan segala jenis realisme. Penyajian suatu aliran filsafat selalu membangkitkan pertanyaan tentang kebenaran sikap-sikap yang lain.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Realisme adalah pandangan bahwa objek – objek kita adalah riil dan berada sendiri tanpa bersandar kepada pengetahuan lain atau kesadaran akal orang lain. Diketahui orang lain atau menjadi objek pengalaman, tidak akan mempengaruhi watak sesuatu benda atau mengubahnya. Benda – benda ada dan kita mungkin sadar akan adanya benda-benda tersebut, akan tetapi hal itu tidak mengubah watak benda-benda tersebut.<span> </span>Dengan demikian maka benda-benda itu mungkin ada hubungannya dengan kesadaran, tetapi sudah pasti bahwa benda-benda tersebut tidak diciptakan atau diubah oleh kenyataan bahwa ia diketahui orang.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Kelompok pragmatis juga bersifat kritis terhadap anggapan kelompok realis berpendapat bahwa benda-benda dalam alam tidak bersandar kepada pengalaman manusia. Dunia tidak berdiri sendiri tanpa bersandar kepada proses “mengetahui”. Tidak ada basis yang dapat ditarik antara benda dan yang mengetahui. Oleh karena keadaan memang begitu, kita hanya dapat mengatakan bahwa ala mini adalah pengalaman kita. <span> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><o:p> </o:p><b>BAB III<o:p></o:p></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b>KESIMPULAN<o:p></o:p></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Adapun yang dapat di simpulkan dalam pembuatan makalah ini adalah :</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Real menunjukkan apa yang ada. Reality adalah keadaan atau sifat benda yang real atau yang ada; yakni bertentanganl dengan yang hanya nampak. Dalam arti umum, realism bearti kepatuhan kepada fakta, kepada apa yang terjadi, jadi bukan kepada apa yang diharapkan atau yang diinginkan. Akan tetapi dalam filsafat, kata realism dipakai dalam arti yang lebih teknis.</div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Tokoh-tokoh lainnya adalah John Locke (1632-1704), J.J. Rousseau (1712-1778) dan Basedow (1723-1790). John Locke terkenal sebagai tokoh filsafat dan pendidik dengan pandangannya tentang tabula rasa dalam arti bahwa setiap insan diciptakan sama, sebagai kertas kosong. Dengan demikian melatih atau memberikan pendidikan atau pandai menalar merupakan tugas utama pendidikan formal </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Kebanyakan kaum realis menghormati sains dan menekankan hubungan yang erat antara sains dan filsafat. Tetapi banyak yang diantara mereka bersifat kritis terhadap sains lama yang mengandung dualisme atau mengingkari bidang nilai. Sebagai contoh Alfred North Whitehead yang mencetuskan “filsafat organisme”. Ia mengkritik pandangan sains yang tradisional yang memisahkan antara materi dan kehidupan, badan dan akal, alam dan jiwa substansi dan kualitas-kualitas. Pendekatan semacam itu menggosongkan alam dari kualitas indra dan condong untuk mengingkari nilai etika,estetika dan agama.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Realisme adalah pandangan bahwa objek – objek kita adalah riil dan berada sendiri tanpa bersandar kepada pengetahuan lain atau kesadaran akal orang lain. Diketahui orang lain atau menjadi objek pengalaman, tidak akan mempengaruhi watak sesuatu benda atau mengubahnya. Benda – benda ada dan kita mungkin sadar akan adanya benda-benda tersebut, akan tetapi hal itu tidak mengubah watak benda-benda tersebut</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b>DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">Ahmad Syadali dan Mudzakir<i>, Filsafat Umum</i>, Cet II, Pustaka Setia, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place>, 2004</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">Ahmad Tafsir, <i>Filsafat Umum : Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra</i>, CET. III, Remaja Rosda Karya, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place>, 2004.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">Anshari Bakhtiar, <i>Filsafat Ilmu</i>, Cet I, Raja Grafindo Persada, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place>, 2004.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">AM, Suhar, <i>Filsafat Umum Konsepsi, Sejarah dan Aliran</i>, CV. Bonanza, Jambi, 2009.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><br />
</div>IPT Ekstensi IAIN STS Jambihttp://www.blogger.com/profile/14075405689973311773noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8739618560995000036.post-35329436121408953742011-08-09T01:00:00.000-07:002011-08-09T01:00:01.966-07:00Makalah gender "Peranan perempuan dalam pembangunan"<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPERPUS%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="State" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype downloadurl="http://www.5iantlavalamp.com/" name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:TimesNewRomanPS-BoldMT;
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:auto;
mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;}
@font-face
{font-family:TimesNewRomanPS-BoldItalicMT;
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:auto;
mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;}
@font-face
{font-family:TimesNewRomanPSMT;
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:auto;
mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoFooter, li.MsoFooter, div.MsoFooter
{margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
tab-stops:center 216.0pt right 432.0pt;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:21.0cm 842.0pt;
margin:4.0cm 3.0cm 3.0cm 4.0cm;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:528567576;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1183652120 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: TimesNewRomanPS-BoldMT; font-size: 14pt; line-height: 150%;">BAB I<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: TimesNewRomanPS-BoldMT; font-size: 14pt; line-height: 150%;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Para pendiri negeri ini, sungguh sangat arif dalam menyusun UUD 1945 menghargai peranan wanita pada masa silam dan mengantisipasi pada masa yang akan datang, dengan tidak ada satu kata pun yang bersifat diskriminatif terhadap wanita. Konstitusi ini dengan tegas menyatakan persamaan hak dan kewajiban bagi setiap warga Negara (baik pria maupun wanita). Di dalam GBHN 1993 di antaranya juga diamanatkan, bahwa wanita mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan pria dalam pembangunan. Selain itu, pengambil keputusan juga telah meratifikasi (mengesahkan) konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita dalam UU No. 7 Tahun 1984.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Namun, kenyataan menunjukkan bahwa wanita mengalami ketertinggalan atau ketidakberuntungan lebih banyak dibandingkan dengan pria di antaranya di bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Oleh karena itu, peningkatan peranan wanita dalam pembangunan yang berwawasan gender sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, mempunyai arti penting dalam upaya untuk mewujudkan kemitrasejajaran yang harmonis antara pria dengan wanita atau mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Kemitrasejajaran yang harmonis antara pria dengan wanitaadalah suatu kondisi hubungan kedudukan dan peranan yang dinamis antara pria dengan Wanita. Pria dan wanita mempunyai persamaan kedudukan, hak, kewajiban dan<span> </span>kesempatan, baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maupun dalam kegiatan pembangunan di segala bidang (Kantor Menteri Negara Peranan Wanita, 1998).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;"><o:p> </o:p></span><b><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">BAB II<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: TimesNewRomanPS-BoldMT;">PERANAN WANITA DALAM PEMBANGUNAN BERWAWASAN GENDER<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Dalam hal persamaan kedudukan, baik pria maupun wanita sama-sama berkedudukan sebagai subjek atau pelaku pembangunan. Dalam kedudukan sebagai subjek pembangunan, pria dan wanita mempunyai peranan yang sama dalam merencanakan, melaksanakan, memantau dan menikmati hasil pembangunan. Hak yang sama di bidang pendidikan misalnya, anak pria dan wanita mempunyai hak yang sama untuk dapat mengikuti pendidikan sampai ke jenjang pendidikan formal tertentu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;"><span> </span>Tentu tidaklah adil jika dalam era global ini menomorduakan pendidikan bagi wanita, apalagi jika anak wanita mempunyai kecerdasan atau kemampuan. Selanjutnya, kewajiban yang sama umpamanya seorang istri samasama berkewajiban untuk mencari nafkah dengan suaminya dalam upaya memenuhi beragam kebutuhan rumah tangga. Mencari nafkah tidak lagi hanya menjadi kewajiban suami (pria), begitu juga kewajiban melakukan pekerjaan urusan rumah tangga tidak semata-mata menjadi tugas istri (wanita). Akhirnya berkaitan dengan persamaan kesempatan dapat diambil contoh, apabila ada dua orang Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi, yakni seorang pria dan seorang wanita yang sama-sama memenuhi syarat dan mempunyai kemampuan yang sama, keduanya mempunyai kesempatan yang sama untuk mengisi lowongan sebagai Kepala Biro. Wanita tidak dapat dinomorduakan semata-mata karena dia seorang wanita. Pandangan bahwa pemimpin itu harus seorang pria merupakan pandangan yang keliru dan perlu ditinggalkan. Berdasarkan pemikiran tersebut, kiranya menarik untuk dibahas, bagaimana peranan (hak dan kewajiban) wanita dalam pembangunan yang berwawasan gender, dalam upaya mewujudkan kemitrasejajaran yang harmonis antara pria dengan wanita dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-family: TimesNewRomanPS-BoldMT;">A. Status dan Peranan Wanita<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Dari uraian tersebut dengan jelas dapat ditangkap, bahwa menurut kondisi normatif, pria dan wanita mempunyai status atau kedudukan dan peranan (hak dan kewajiban) yang sama, akan tetapi menurut kondisi objektif, wanita mengalami ketertinggalan yang lebih besar dari pada pria dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Kondisi objektif ini tidak lain disebabkan oleh norma sosial dan nilai sosial budaya yang masih berlaku di masyarakat. Norma sosial dan nilai sosial budaya tersebut, di antaranya di satu pihak, menciptakan status dan peranan wanita di sektor domestik yakni berstatus sebagai ibu rumah tangga dan melaksanakan pekerjaan urusan rumah tangga, sedangkan di lain pihak, menciptakan status dan peranan pria di sektor publik yakni sebagai kepala keluarga atau rumah tangga dan pencari nafkah. Dikemukakan oleh White dan Hastuti (1980), dalam sistem kekerabatan patrilineal, ada adat dalam perkawinan (pernikahan) yang biasanya wanita (istri) mengikuti pria (suami) atau tinggal di pihak kerabat suami, merupakan salah satu faktor yang secara relatif cendrung mempengaruhi status dan peranan wanita, yakni status dan peranan wanita menjadi lebih rendah dari pada pria.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Selain itu, wanita tidak bisa menjadi pemilik tanah dan kekayaan yang lain melalui hak waris, sehingga status dan peranan wanita menjadi lebih lemah dari pada pria. Hal itu juga menyebabkan sumber daya pribadi (khususnya yang menyangkut tanah, uang atau material) yang dapat disumbangkan oleh wanita ke dalam perkawinan atau rumah tangga mereka menjadi sangat terbatas. Akibatnya, status dan peranan wanita menjadi lebih lemah dibandingkan dengan pria.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Menurut Blood dan Walfe (1960) sumber daya pribadi bisa berupa: pendidikan, <span> </span>keterampilan, uang atau material, tanah dan lain-lain. Akibat masih berlakunya berbagai norma sosial dan nilai sosial budaya tersebut di masyarakat, maka akses wanita terhadap sumber daya di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan menjadi terbatas. Untuk memperkecil keadaan yang merugikan wanita itu, perlu pemahaman dan penghayatan yang baik tentang peranan wanita dalam pembangunan yang berwawasan gender, tidak hanya oleh wanita sendiri tetapi juga oleh pria atau seluruh lapisan masyarakat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-family: TimesNewRomanPS-BoldMT;">B. Konsep Gender<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Untuk dapat memahami tentang peranan wanita dalam pembangunan yang berwawasan gender, terlebih dahulu perlu dibahas tentang konsep gender, agar kita berangkat dari pengertian yang sama. Pembahasan mengenai gender, tidak terlepas dari seks dan kodrat. Seks, kodrat dan gender mempunyai kaitan yang erat, tetapi mempunyai pengertian yang berbeda. Dalam kaitannya dengan peranan pria dan wanita di masyarakat, pengertian dari ketiga konsep itu sering disalahartikan. Untuk menghindari hal itu dan untuk mempertajam pemahaman kita tentang konsep gender, maka pengertian seks dan kodrat perlu dijelaskan terlebih dahulu. Istilah seks dapat diartikan kelamin secara biologis, yakni alat kelamin pria (penis) dan alat kelamin wanita (vagina). Sejak lahir sampai meninggal dunia, pria akan tetap berjenis kelamin pria dan wanita akan tetap berjenis kelamin wanita (kecuali dioperasi untuk berganti jenis kelamin). Jenis kelamin itu tidak dapat ditukarkan antara pria dengan wanita. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Kodrat adalah sifat bawaan biologis sebagai anugerah Tuhan Yang Mahaesa, yang tidak dapat berubah sepanjang masa dan tidak dapat ditukarkan yang melekat pada pria dan wanita. Konsekuensi dari anugerah itu, manusia yang berjenis kelamin wanita, diberikan peran kodrati yang berbeda dengan manusia yang berjenis kelamin pria. Wanita diberikan peran kodrati: (1)menstruasi, (2) mengandung, (3)melahirkan, (4) menyusui dengan air susu ibu dan (5) menopause, dikenal dengan sebutan <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">lima</st1:city></st1:place> M. Sedangkan pria diberikan peran kodrati membuahi sel telur wanita dikenal dengan sebutan satu M. Jadi, peran kodrati wanita dengan pria berkaitan erat dengan jenis kelamin dalam artian ini (Arjani, 2002 dan Agung Aryani, 2002).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Gender berasal dari kata “gender” (bahasa Inggris) yang diartikan sebagai jenis kelamin. Namun jenis kelamin di sini bukan seks secara biologis, melainkan sosial budaya dan psikologis. Pada prinsipnya konsep gender memfokuskan perbedaan peranan antara pria dengan wanita, yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan norma sosial dan nilai sosial budaya masyarakat yang bersangkutan. Peran gender adalah peran sosial yang tidak ditentukan oleh perbedaan kelamin seperti halnya peran kodrati. Oleh karena itu, pembagian peranan antara pria dengan wanita dapat berbeda di antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya sesuai dengan lingkungan. Peran gender juga dapat berubah dari masa ke masa, karena pengaruh kemajuan : pendidikan, teknologi, ekonomi, dan lain-lain. Hal itu berarti, peran jender dapat ditukarkan antara pria dengan wanita (Agung Aryani, 2002 dan Tim Pusat Studi Wanita Universitas Udayana, 2003).</span><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Contoh peran gender berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain sebagai berikut. (1). Masyarakat Bali menganut system kekerabatan patrilineal, berarti hubungan keluarga dengan garis pria (ayah) lebih penting atau diutamakan dari pada hubungan keluarga dengan garis wanita (ibu). (2). Masyarakat Sumatera Barat menganut sistem kekerabatan matrilineal, berarti hubungan keluarga dengan garis wanita (ibu) lebih penting dari pada hubungan keluarga dengan garis pria (ayah). (3). Masyarakat Jawa menganut sistem kekerabatan parental/ bilateral, berarti hubungan keluarga dengan garis pria (ayah) sama pentingnya dengan hubungan keluarga dengan garis wanita (ibu). Jadi status dan peran pria dan wanita berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain, yang disebabkan oleh perbedaan norma sosial dan nilai sosial budaya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Contoh peran gender berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan jaman sebagai berikut. Pada masa lalu, menyetir mobil hanya dianggap pantas dilakukan oleh pria, tetapi sekarang wanita menyetir mobil sudah dianggap hal yang biasa. Contoh lain, pada masa silam, jika wanita ke luar rumah sendiri (tanpa ada yang menemani) apalagi pada waktu malam hari, dianggap tidak pantas, tetapi sekarang sudah dianggap hal yang biasa. Contoh peran gender yang dapat ditukarkan antara pria dengan wanita sebagai berikut. Mengasuh anak, mencuci pakaian dan lain-lain, yang biasanya dilakukan oleh wanita (ibu) dapat digantikan oleh pria (ayah). Contoh lain, mencangkul, menyembelih ayam dan lain-lain yang biasa dilakukan oleh pria (ayah) dapat digantikan oleh wanita (ibu). Dikemukakan oleh Bemmelen (2002), beberapa ciri gender yang dilekatkan oleh masyarakat pada pria dan wanita sebagai berikut. Perempuan memiliki ciri-ciri: lemah, halus atau lembut, emosional dan lain- lain. sedangkan pria memiliki ciriciri: kuat, kasar, rasional dan lain-lain. Namun dalam kenyataannya ada wanita yang kuat, kasar dan rasional, sebaliknya ada pula pria yang lemah, lembut dan emosional. Beberapa status dan peran yang dicap cocok atau pantas oleh masyarakat untuk pria<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">dan wanita sebagai berikut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-family: TimesNewRomanPS-BoldMT;">Perempuan:<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">1. ibu rumah tangga.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">2. bukan pewaris.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">3. tenaga kerja domestic (urusan rumah tangga).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">4. pramugari.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">5. panen padi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-family: TimesNewRomanPS-BoldMT;">Pria:<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">1. kepala keluarga/ rumah tangga.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">2. pewaris.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">3. tenaga kerja public (pencari nafkah).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">4. pilot.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">5. pencangkul lahan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Dalam kenyataannya, ada pria yang mengambil pekerjaan urusan rumah tangga, dan ada pula wanita sebagai pencari nafkah utama dalam rumah tangga mereka, sebagai pilot, pencangkul lahan dan lain-lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Dengan kata-kata lain, peran gender tidak statis, tetapi dinamis (dapat berubah atau diubah, sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Berkaitan dengan gender, dikenal ada tiga jenis peran gender sebagai berikut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;"><span>1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Peran produktif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang, menyangkut pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun untuk diperdagangkan. Peran ini sering pula disebut dengan peran di sektor publik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;"><span>2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Peran reproduktif adalah peran yang dijalankan oleh seseorang untuk kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan sumber daya manusia dan pekerjaan urusan rumah tangga, seperti mengasuh anak, memasak, mencuci pakaian dan alat-alat rumah tangga, menyetrika, membersihkan rumah, dan lainlain. Peran reproduktif ini disebut juga peran di sector domestik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;"><span>3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Peran sosial adalah peran yang dilaksanakan oleh seseorang untuk berpartisipasi di dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti gotong-royong dalam menyelesaikan beragam pekerjaan yang menyangkut kepentingan bersama. (Kantor Menteri Negara Peranan Wanita, 1998 dan Tim Pusat Studi Wanita Universitas Udayana, 2003). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peran kodrati bersifat statis, sedangkan peran gender bersifat dinamis. Hal ini dapat dicontohkan sebagai berikut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-family: TimesNewRomanPS-BoldMT;">C. Peran Kodrati<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Setelah kita mempunyai pemahaman yang sama tentang konsep gender, berikut ini akan dibahas peranan wanita dalam pembangunan yang berwawasan gender. Peranan wanita dalam pembangunan adalah hak dan kewajiban yang dijalankan oleh wanita pada status atau kedudukan tertentu dalam pembangunan, baik pembangunan di bidang politik, ekonomi, sosial budaya maupun pembangunan di bidang pertahanan dan keamanan, baik di dalam keluarga maupun di dalam masyarakat. Peranan wanita dalam pembangunan yang berwawasan gender, berarti peranan wanita dalam pembangunan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-family: TimesNewRomanPS-BoldMT;">Wanita:<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">1. Menstruasi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">2. Mengandung<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">3. Melahirkan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">4. Menyusui dengan air susu ibu<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">5. Menopause<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-family: TimesNewRomanPS-BoldMT;">Pria:<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">6. Membuahi sel telur wanita<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-family: TimesNewRomanPS-BoldMT;">Peran Gender<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">1. Mencari nafkah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">2. Memasak.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">3. Mengasuh anak.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">4. Mencuci pakaian dan alat-alat rumah tangga<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">5. Tolong-menolong antar tetangga dan gotong-royong dalam menyelesaikan pekerjaan milik bersama.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">6. Dan lain-lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-family: TimesNewRomanPS-BoldMT;">D. Peranan Wanita dalam Pembangunan</span></b><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Sesuai dengan konsep gender atau peran gender sebagaimana telah dibahas di depan, mencakup peran produktif, peran reproduktif dan peran sosial yang sifatnya dinamis. Dinamis dalam arti, dapat berubah atau diubah sesuai dengan perkembangan keadaan, dapat ditukarkan antara pria dengan wanita dan bisa berbeda lintas budaya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Mengupayakan peranan wanita dalam pembangunan yang berwawasan atau perperspektif gender, dimaksudkan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender atau kemitrasejajaran yang harmonis antara pria dengan wanita di dalam pembangunan. Karena, dalam proses pembangunan kenyataannya wanita sebagai sumber daya insani masih mendapat perbedaan perlakuan (diskriminasi). Terutama, jika wanita bergerak di sektor publik dirasakan banyak ketimpangan, meskipun ada pula ketimpangan gender yang dialami oleh pria. Untuk mewujudkan kemitrasejajaran yang harmonis antara pria dengan wanita tersebut, perlu didukung oleh perilaku saling menghargai atau saling menghormati, saling membutuhkan, saling membantu, saling peduli dan saling pengertian antara pria dengan wanita.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Dengan demikian, tidak ada pihak pihak (pria atau wanita) yang merasa dirugikan dan pembangunan akan menjadi lebih sukses. Usaha-usaha untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender sesungguhnya sudah lama dilakukan oleh berbagai pihak, namun masih mengalami hambatan. Kesetaraan dan keadilan gender masih sulit untuk dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya kaum wanita.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Oleh karena itu pemerintah telah mengambil kebijakan, tentang perlu adanya strategi yang tepat yang dapat menjangkau ke seluruh instansi pemerintah, swasta, masyarakat <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">kota</st1:city></st1:place>, masyarakat desa dan sebagainya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Strategi itu dikenal dengan istilah </span><b><span style="font-family: TimesNewRomanPS-BoldMT;">pengarusutamaan gender</span></b><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">, berasal dari bahasa Inggris </span><b><span style="font-family: TimesNewRomanPS-BoldMT;">gender mainstreaming</span></b><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">. Strategi ini tertuang di dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Dengan pengrusutamaan gender itu, pemerintah dapat bekerja secara lebih efisien dan efektif dalam memproduksi kebijakan-kebijakan publik yang adil dan responsif gender kepada seluruh lapisan masyarakat, baik pria maupun wanita. Dengan strategi itu juga, program pembangunan yang akan dilaksanakan akan menjadi lebih sensitif atau responsif gender. Hal ini pada gilirannya akan mampu menegakkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban pria dan wanita atas kesempatan yang sama, pengakuan yang sama dan penghargaan yang sama di masyarakat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Secara operasional, pengarusutamaan gender dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dibangun untuk mengintegrasikan kebijakan gender dalam program pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan (monitoring) dan evaluasi. Pengarusutamaan gender, bertujuan untuk terselenggaranya perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender (Tim Pusat Studi Wanita Universitas Udayana, 2003).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Pengarusutamaan gender barulah akan memberikan hasil secara lebih memuaskan, jika dilaksanakan oleh seluruh kalangan masyarakat, mulai dari yang tergabung dalam lembaga pemerintah, swasta seperti organisasi profesi, organisasi sosial, organisasi politik, organisasi keagamaan dan lain-lain sampai pada unit yang terkecil yaitu keluarga. Dalam pembangunan di bidang kesehatan misalnya, kalau perencanaannya, elaksanaannya atau pelayanannya, pemantauannya dan evaluasinya sudah berwawasan gender, maka dapat dipastikan bahwa kesehatan yang baik dapat dinikmati oleh baik laki-laki maupun perempuan. Begitu juga pembangunan di bidang-bidang yang lainnya. Dari uraian di atas dapat diketahui, bahwa ruang lingkup pengarusutamaan gender meliputi empat hal, yakni perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi. Dalam pelaksanaannya, masing-masing hal itu harus mempertimbangkan empat aspek, yaitu peran, akses, manfaat dan kontrol. Artinya, apakah dalam keempat hal tersebut sudah mempertimbangkan bahwa peran pria dan wanita sudah setara dan adil.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Apakah akses yang diterima oleh pria dan wanita juga akan setara dan adil. Apakah manfaat yang langsung dirasakan oleh pria dan wanita sudah setara dan adil. Akhirnya, apakah pria dan wanita mempunyai kesempatan yang sama dalam melakukan control dan pengambilan keputusan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: TimesNewRomanPS-BoldMT;"><o:p> </o:p>BAB III<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: TimesNewRomanPS-BoldMT;">PENUTUP<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Demikianlah secara garis besar tentang peranan wanita dalam pembangunan yang berwawasan gender. Hal ini sangat penting dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat, agar mereka tidak melihat pria dan wanita dari kaca mata biologis (peran kodrati) saja.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Masyarakat juga harus melihat pria dan wanita sebagai warga negara dan sumber daya insani yang sama-sama mempunyai hak, kewajiban, kedudukan dan kesempatan dalam proses pembangunan, baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Mengupayakan peranan wanita dalam pembangunan yang berwawasan gender, dimaksudkan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Hal ini perlu didukung oleh perilaku saling menghargai atau menghormati, saling membantu, saling pengertian, saling peduli dan saling membutuhkan antara pria dengan wanita. Pengarusutamaan gender merupakan strategi yang tepat untuk mempercepat terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-family: TimesNewRomanPS-BoldMT;"><o:p> </o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: TimesNewRomanPS-BoldMT;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Agung Aryani, I Gusti Ayu. 2002. <i>Mengenal Konsep Gender (Permasalahan dan Implementasinya dalam Pendidikan)</i>. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Arjani, Ni Luh. 2002. <i>Gender dan Permasalahannya</i>. Pusat Studi Wanita Universitas Udayana. Denpasar. </span><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Bammelan, Sita Van. 2002. <i>Isu Gender di Bidang Pendidikan</i>. Semiloka <span> </span>pengarusutamaan Gender Bagi <st1:place w:st="on">Para</st1:place> Perencana di Lingkungan Pendidikan Nasional Kabupaten Badung dan Kota Denpasar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Blood, R O. Jr. and Wolfe, D.M. 1960. Husban and Wives. <i>The Dynamics of Married Living</i>. The Free Press, <st1:place w:st="on"><st1:state w:st="on">New York</st1:state></st1:place>..<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Kantor Menteri Negara Peranan Wanita. 1998. <i>Gender dan Permasalahannya</i>. Modul Pelatihan Analisis Gender. Kantor Menteri Negara Peranan Wanita. <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Jakarta</st1:place></st1:city>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Tim Pusat Studi Wanita Universitas Udayana. 2003. <i>Konsep Gender dan <span> </span>Pengarusutamaan Gender</i>. Materi Sosialisasi Gender dan Pengarusutamaan Gender untuk Toga dan Toma di Provinsi <st1:place w:st="on">Bali</st1:place>. Denpasar<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">White, B. dan Hastuti, E. L. 1980. <i>Pola Pengambilan Keputusan di Tingkat Rumah tangga dan Masyarakat</i> (Studi Kasus di Dua Desa di Jawa Barat).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT;">Kerja sama Antar Menteri Urusan Peranan Wanita, <i>Studi Dinamika Pedesaan SAE</i>. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bogor</st1:city></st1:place>, Lembaga Penelitian Sosiologi Pedesaan IPB dan UUKEF Bogor. </span><span style="font-family: TimesNewRomanPSMT; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-indent: -27pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-indent: -27pt;"><br />
</div>IPT Ekstensi IAIN STS Jambihttp://www.blogger.com/profile/14075405689973311773noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8739618560995000036.post-86626711123135532652011-08-09T00:56:00.000-07:002011-08-09T00:56:44.659-07:00Makalah peranan perguruan tinggi dalam mengatasi NARKOBA<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPERPUS%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="country-region" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Wingdings;
panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
h2
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
mso-outline-level:2;
font-size:18.0pt;
font-family:"Times New Roman";
font-weight:bold;}
p
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:21.0cm 842.0pt;
margin:4.0cm 3.0cm 3.0cm 4.0cm;
mso-header-margin:35.45pt;
mso-footer-margin:35.45pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:1038968472;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1444436554 67698709 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:alpha-upper;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1
{mso-list-id:1048913331;
mso-list-template-ids:538876306;}
@list l1:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l2
{mso-list-id:1733965765;
mso-list-template-ids:-1857013150;}
@list l2:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l3
{mso-list-id:2096393295;
mso-list-template-ids:838131930;}
@list l3:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b>BAB I<o:p></o:p></b></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b>PENDAHULUAN<o:p></o:p></b></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Memahami permasalahan pada remaja serta upaya 1. penanganannya.<br />
Mengetahui upaya yang dilakukan Departemen Pendidikan 2. Nasional dalam mengatasi permasalahan remaja.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mecapai tujuan pendidikan tersebut diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang antara lain diwujudkan dengan menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat bagi para peserta didik baik yang tertampung dalam sistem pendidikan formal maupun yang mengikuti jalur pendidikan non formal.</div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat, kita perlu memetakan masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada remaja dan lingkungan sekolah, antara lain diketahui sebagai berikut:</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Total jumlah kasus penyalahgunaan narkoba siswa SMP dan SMA sampai dengan tahun 2008 tercatat 110.627 kasus , sementara di tahun 2007 tercatat 110.970 dan tahun 2006 sebanyak 73.253</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Berdasarkan usia: pada usia kurang dari 26 tahun terjadi kasus penyalahgunaan narkoba sebanyak = 104 kasus, usia antara 16 s.d. 19 tahun = 2.361, 20 sampai 24 tahun = 33.020, 25 sampai 29 tahun =33.699, dan lebih dari 29 tahun sebanyak =14.859 kasus.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Di Indonesia, mayoritas kasus HIV pada generasi muda antara 20 s.d 29 tahun.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Setiap tahun di dunia ini kira-kira 15 juta remaja berusia 15 – 19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi, dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual yang bisa disembuhkan. Perkiraan terakhir, setiap hari ada 7.000 remaja terinfeksi HIV.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Masalah kesehatan sekolah seperti masalah kesehatan gigi, nutrisi yang tidak seimbang, masalah kecacingan, kebersihan lingkungan sekolah yang tidak terjaga dan lain sebagainya.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Ancaman dan tantangan yang menanti fase kehidupan remaja antara lain narkoba, kenakalan remaja, free sex, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">gaya</st1:city></st1:place> hidup konsumtif.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Sekitar 50 persen remaja usia 15 tahun, dan masih duduk di tingkat SMP/SMA sudah merokok dan berpacaran. Padahal mereka belum mengetahui bahaya seks bebas.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Peredaran makanan jajanan anak sekolah tidak higienis dan memakai bahan kimia Rhodamin B (pewarna tekstil), Methanil yellow, amaranth, boraks, formalin, siklamat, sakarin, dan benzoat.</li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><o:p> </o:p><b>BAB II<o:p></o:p></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b>PEMBAHASAN<o:p></o:p></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada</st1:city></st1:place> tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di sekolah dan perguruan tinggi. Yang pertama adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba pada anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua merupakan model intervensi yang sering digunakan. </div><h2 style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></span></h2><h2 style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>A.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Apa itu Narkoba<o:p></o:p></span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan Obat berbahaya. Selain <strong>"narkoba"</strong>, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> adalah <strong>napza</strong> yang merupakan singkatan dari <strong>Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif</strong>. Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini pemanfaatannya disalah gunakan diantaranya dengan pemakaian yang telah diluar batas dosis / over dossis. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga jika disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-undang (UU) untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.</div><h2 style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></span></h2><h2 style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>B.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penyebaran Narkoba di Kalangan Anak-anak dan Remaja<o:p></o:p></span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">genk</st1:city></st1:place>. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Menurut kesepakatan <strong>Convention on the Rights of the Child (CRC)</strong> yang juga disepakati <st1:place w:st="on"><st1:country-region w:st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan informasi kesehatan reproduksi (termasuk HIV/AIDS dan narkoba) dan dilindungi secara fisik maupun mental. Namun realita yang terjadi saat ini bertentangan dengan kesepakatan tersebut, sudah ditemukan anak usia 7 tahun sudah ada yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan (uap yang dihirup). Anak usia 8 tahun sudah memakai ganja, lalu di usia 10 tahun, anak-anak menggunakan narkoba dari beragam jenis, seperti inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi, dan sebagainya (riset BNN bekerja sama dengan Universitas <st1:place w:st="on"><st1:country-region w:st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place>).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh pelaku dengan tingkat pendidikan SD hingga perguruan sampai tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba (khususnya di kalangan usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan mengancam. Penyebaran narkoba menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba-coba mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusup zat-zat adiktif (zat yang menimbulkan efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Hal ini menegaskan bahwa saat ini perlindungan anak dari bahaya narkoba masih belum cukup efektif. Walaupun pemerintah dalam UU Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002 dalam pasal 20 sudah menyatakan bahwa Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak (lihat lebih lengkap di UU Perlindungan Anak). Namun perlindungan anak dari narkoba masih jauh dari harapan. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu pihak saja. Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang. Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal. Adalah sangat penting untuk bekerja bersama dalam rangka melindungi anak dari bahaya narkoba dan memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring dengan menjelaskan kepada anak-anak tentang bahaya narkoba dan konsekuensi negatif yang akan mereka terima. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Anak-anak membutuhkan informasi, strategi, dan kemampuan untuk mencegah mereka dari bahaya narkoba atau juga mengurangi dampak dari bahaya narkoba dari pemakaian narkoba dari orang lain. Salah satu upaya dalam penanggulangan bahaya narkoba adalah dengan melakukan program yang menitikberatkan pada anak usia sekolah (school-going age oriented). </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. <st1:place w:st="on">Para</st1:place> pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><h2 style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>C.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dampak Negatif Penyalahgunaan Narkoba<o:p></o:p></span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar / mahasiswa) adalah sebagai berikut:</div><ul style="margin-top: 0cm;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Sering menguap, mengantuk, dan malas,</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">tidak memedulikan kesehatan diri,</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Suka mencuri untuk membeli narkoba.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Menyebabkan Kegilaan, Pranoid bahkan Kematian !</li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><h2 style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>D.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba<o:p></o:p></span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar / Mahasiswa, sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada</st1:city></st1:place> tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di sekolah dan perguruan tinggi. Pertama adalah dengan <span> </span>engikutsertakan keluarga. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan akan <span> </span>penggunaan narkoba pada anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua merupakan model intervensi yang sering digunakan. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Kedua, dengan menekankan secara jelas kebijakan tidak pada narkoba. Mengirimkan pesan yang jelas tidak menggunakan membutuhkan konsistensi sekolah-sekolah untuk menjelaskan bahwa narkoba itu salah dan mendorong kegiatan-kegiatan anti narkoba di sekolah dan perguruan tinggi. Untuk anak sekolah harus diberikan penjelasan yang terus-menerus diulang bahwa narkoba tidak hanya membahayakan kesehatan fisik dan emosi namun juga kesempatan mereka untuk bisa terus belajar, mengoptimalkan potensi akademik dan kehidupan yang layak. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Terakhir, meningkatkan kepercayaan antara orang dewasa dan anak-anak. Pendekatan ini mempromosikan kesempatan yang lebih besar bagi interaksi personal antara orang dewasa dan remaja, dengan demikian mendorong orang dewasa menjadi model yang lebih berpengaruh. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Oleh sebab itu, mulai saat ini pendidik, pengajar, dan orang tua, harus sigap serta waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><o:p> </o:p><b>BAB III<o:p></o:p></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b>KESIMPULAN<o:p></o:p></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada</st1:city></st1:place> tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di sekolah dan perguruan tinggi. Yang pertama adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba pada anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua merupakan model intervensi yang sering digunakan. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada</st1:city></st1:place> hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di sekolah dan perguruan tinggi. Pertama adalah dengan<span> </span>engikutsertakan keluarga. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan akan<span> </span>penggunaan narkoba pada anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua merupakan model intervensi yang sering digunakan. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><o:p> </o:p></div><div align="center" style="text-align: center;"><strong>DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></strong></div><div align="center" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Catio, Muchlis. 2006. 1. Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Pendidikan. <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Jakarta</st1:place></st1:city>: Badan Narkotika Nasional.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Departemen Kesehatan Republik <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region>. 2004. 2. Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Puskesmas. <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Jakarta</st1:place></st1:city></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div>IPT Ekstensi IAIN STS Jambihttp://www.blogger.com/profile/14075405689973311773noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8739618560995000036.post-20333544620301001992011-08-09T00:51:00.000-07:002011-08-09T00:51:14.014-07:00Resume Pengantar Sosiologi<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPERPUS%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-GB;
mso-fareast-language:EN-GB;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:228459996;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1128047638 67698703 2069783262 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l0:level2
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1
{mso-list-id:342783604;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:524300190 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l1:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l2
{mso-list-id:467238879;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1281469816 67698713 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l2:level1
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l3
{mso-list-id:529147067;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-86744958 134807569 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l3:level1
{mso-level-text:"%1\)";
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l4
{mso-list-id:554046496;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:399262000 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l4:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l5
{mso-list-id:642154057;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-432106496 134807569 -1002951246 1648248574 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l5:level1
{mso-level-text:"%1\)";
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l5:level2
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l5:level3
{mso-level-tab-stop:117.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:117.0pt;
text-indent:-18.0pt;}
@list l6
{mso-list-id:653605894;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-967406362 134807569 -327900932 134807579 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l6:level1
{mso-level-text:"%1\)";
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l6:level2
{mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l7
{mso-list-id:698776578;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1942196170 -1107502126 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l7:level1
{mso-level-text:"%1\)";
mso-level-tab-stop:39.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:39.0pt;
text-indent:-18.0pt;}
@list l8
{mso-list-id:874850212;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-110580020 134807577 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l8:level1
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l9
{mso-list-id:1074160057;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1174170496 134807577 1458223408 1753104206 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l9:level1
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l9:level2
{mso-level-text:"%2\)";
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l9:level3
{mso-level-start-at:2;
mso-level-number-format:alpha-upper;
mso-level-tab-stop:117.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:117.0pt;
text-indent:-18.0pt;}
@list l10
{mso-list-id:1111051976;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-739240656 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l10:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l11
{mso-list-id:1248658388;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:275298002 134807569 1186502438 134807579 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l11:level1
{mso-level-text:"%1\)";
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l11:level2
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l12
{mso-list-id:1366447040;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1022143706 134807569 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l12:level1
{mso-level-text:"%1\)";
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l13
{mso-list-id:1923638477;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-966499732 134807569 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l13:level1
{mso-level-text:"%1\)";
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l14
{mso-list-id:1930386784;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:439262942 134807577 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l14:level1
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l15
{mso-list-id:2037536353;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-105249506 134807577 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l15:level1
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
table.MsoTableGrid
{mso-style-name:"Table Grid";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
border:solid windowtext 1.0pt;
mso-border-alt:solid windowtext .5pt;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-border-insideh:.5pt solid windowtext;
mso-border-insidev:.5pt solid windowtext;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">G. Lembaga,Kelompok,dan Organisasi Sosial sebagai Hasil Interaksi Sosial<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Lembaga,Kelompok, maupun organisasi sosial yang ada di masyarakat tidak terbentuk dengan sendirinya,melainkan melalui proses. Awal bentuknya lembaga,kelompok maupun organisasi sosial terjadi karena adanya interaksi sosial antar individu dan kelompok mau pun interaksi antarkelompok.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN"><span>1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN">Lembaga Sosial<o:p></o:p></span></b></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Pengertian Lembaga Sosial<o:p></o:p></span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="IN"><span> </span>Pengertian lembaga sosial,sebagaimana dikemukakan oleh John Lewis Gillin dan John philip Gillin (soekarno, 1987) adalah sebagai berikut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>1)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Lembaga sosial merupakan suatu organisasi pola pemikiran dan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>2)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Suatu sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan baru akan menjadi bagian lembaga sosial setelah melewati waktu yang sangat lama. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>3)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Suatu lembaga sosial mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>4)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Lembaga sosial mempunayi alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>5)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Suatu lembaga sosial biasanya juga memiliki lambang tertentu yang secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsinya <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>6)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Lembaga sosial memiliki suatu tradisi, baik tertulis maupun tidak tertulis yang merupakan dasar bagi pranata yang bersangkutan dalam menjalankan fungsinya.Tradisi tersebut merumuskan tujuannya dan tata tertib yang berlaku.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="IN">Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat menarik kesimpulan, sebagai berikut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 39pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>1)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Lembaga sosial adalah seperangkat ketentuan,aturan, atau norma sosial yang sudah sedemikian mendalam (melembaga, internalisasi),sehingga keberadaannya disepakati dengan rasa tanggung jawab oleh seluruh anggota masyarakatnya (memasyarakat,institusionalisasi).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 39pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>2)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Lembaga sosial mengatur berbagai pola kehidupan tertentu dalam masyarakat. Misalnya, dalam keluarga dan kekerabatan, di bidang keagamaan, di bidang pendidikan, di bidang perekonomian, di bidang politik dan pemerintahan,serta di bidang kesenian dan rekreasi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 39pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN"><span>b.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN">Proses Pembentukan Lembaga Sosial<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Proses yang di lalui dalam pembentukan lembaga sosial adalah sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Manusia mencari cara yang praktis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Kebiasaan yang telah di legalkan kemudian menjadi semacam norma. Kemudain di lembagakan oleh masyarakat(institutionalization).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Internalisasi adalah suatu taraf perkembangan di<span> </span>manapara anggota masyarakat dengan sendirinya ingin berperikelakuan sejalan dengan norma yang berlaku. Dengan perkataan lain, norma-norma tadi telah mendarah daging (internalized).<span> </span><o:p></o:p></span></div><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Tipe-tipe Lembaga Sosial<o:p></o:p></span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Tipe-tipe lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan dapat di klasifikasikan dari berbagai sudut. Menurut Gilin dan Gillin(dalam Sosiologi suatu pengantar,Soerjono Soekanto,1990). Lembaga-lembaga sosial tadi dapat di klasifikasikan sebagai berikut.<o:p></o:p></span></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Dari sudut perkembangannya,di bedakan menjadi crescive institutions dan enacted institutions</span></b><span lang="IN">.<o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Crescice institutions yang juga di sebut lembaga-lembaga yang paling primer merupakan lembaga yang tak di sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat.Contohnya adalah hak milik,agama. Enacted institutions dengan sengaja di bentuk untuk memenuhi tujuan tertentu,misalnya lembga utang-piutang,lembaga perdagangan,dll.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>1)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Dari sudut pandang nilai-nilai yang di terima masyarakat,timbul di klasifikasikan atas basic institutions dan subsidiary institutions.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>2)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Dari sudutpandang<span> </span>penerimaan masyarakat,dapat di bedakan menjadi approved atau social sanctioned institutions dengan unsanctioned institutions.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>3)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Perbedaan antara general institutions dan restricted institutions.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Paul B Horton dan Chester L. Hunt menyebutkan bahwa lembaga sosial memiliki 2 fungsi,yaitu :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>1)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Fungsi manifes,yaitu fungsi yang di harapkan banyak orang akan di penuhi oleh lembaga itu sendiri.Fungsi manifes bersifat jelas atau di akui.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>2)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Fungsi laten,merupakan dampak atau akibat dari adanya fungsi manifes,seperti efek samping dari suatu kebijakan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN"><span>2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN">Kelompok Sosial<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Berikut ini merupakan klasifikasi kelompok sosial yang ada di masyarakat.<o:p></o:p></span></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Klasifikasi kelompok sosial menurut besar atau banyaknya anggota kelompok<o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>1)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Kelompok primer merupakan suatu kelompok yang anggotanya saling mengenal secara akrab,hubungan sosialnya bersifat informal,contohnya keluarga,klik atau sejumlah sahabat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>2)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Kelompok sekunder merupakan suatu kelompok di mana hubungan sosialnya bersifat formal,impersonal. Jumlah anggota kelompok ini relatif besar,seperti serikat kerja,mitra,dagang dan negara.<o:p></o:p></span></div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Klasifikasi kelompok sosial menurut proses terbenutuknya<o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>1)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Kelompok semu,biasa juga di sebut khalayak ramai. Contohnya : Masa atau kerumunan,misalnya orang yang melihat kecelakaan dan antrean oarng yang membeli tiket kereta api.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>2)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Kelompok nyata,biasa di sebut juga organisasi sosial. Contonhnya : Keluarga luas,seperti klen atau marga pada masyarakat Batak.<o:p></o:p></span></div><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Klasifikasi kelompok sosial menurut Erat-tidaknya Ikatan Kelompok<o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="IN">Bahasa berikut ini di sesuaikan dengan kategori yang di berikan oleh Ferdninand Tonnies,seorang sosiolog Jerman. Tonnies melihat adanya dua kelompok sosial yang bersifat gemeinschaft dan gesellschaft.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>1)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Kelompok Paguyuban<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Guyub artinya akur atau bersama. Kelompok paguyuban terbentuk secara spontan karena adanya emosional dan kekeluargaan/hubungan darah dan kedaerahan yang sama.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="IN">Contoh dari kelompok paguyuban antara lain terdapat di kalangan petani Sunda (Sambat Sinambat)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>2)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Kelompok Patembayan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Kelompok patembayan sengaja di bentuk dan di organisasikan<span> </span>oleh sejumlah orang untuk memenuhi kepentingan tertentu.Misalnya di bidang profesi,dan politik. Keanggotaan kelompok patembayan di dasari oleh perhitungan yang bersifat rasional seperti perhitungan untung-rugi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="IN">Ketertarikan antara lembaga dan kelompok sosial dapat di lihat pada tabel di bawah ini .<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Tabel 3.1 Ketertarikan antara Lembaga sosial dan kelompok Sosial<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><br />
</div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: medium none; margin-left: 18pt;"><tbody>
<tr> <td style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt; width: 71.45pt;" valign="top" width="95"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Bidang Kegiatan<o:p></o:p></span></b></div></td> <td style="border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 185.95pt;" valign="top" width="248"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Lembaga Sosial<o:p></o:p></span></b></div></td> <td style="border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 135pt;" valign="top" width="180"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Kelompok Sosial<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div></td> </tr>
<tr style="height: 16.5pt;"> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 16.5pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 71.45pt;" valign="top" width="95"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Kekerabatan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 16.5pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 185.95pt;" valign="top" width="248"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Sisitem kekerabatan<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 16.5pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 135pt;" valign="top" width="180"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Keluarga batih<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 71.45pt;" valign="top" width="95"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Ekonomi<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 185.95pt;" valign="top" width="248"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Sistem perdagangan,perbankan<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 135pt;" valign="top" width="180"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Koperasi,perseroanterbatas<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 71.45pt;" valign="top" width="95"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Olahraga<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 185.95pt;" valign="top" width="248"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Persepakbolaan,pencak silat<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 135pt;" valign="top" width="180"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">PSSI,PPSA<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 71.45pt;" valign="top" width="95"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Pendidikan<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 185.95pt;" valign="top" width="248"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Kurikulum,perpustakaan<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 135pt;" valign="top" width="180"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">PGRI,HMI<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 71.45pt;" valign="top" width="95"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Politik<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 185.95pt;" valign="top" width="248"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Sistem kepartaian,demokrasi,pemerintahan<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 135pt;" valign="top" width="180"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Parpol,Negara<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 71.45pt;" valign="top" width="95"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Keagamaan<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 185.95pt;" valign="top" width="248"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Ketuhanan YME,ajaran agama<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 135pt;" valign="top" width="180"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Perhimpunan remaja masjid,Majelis Gereja<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
</tbody></table><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN"><span>B.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN">Sosialisasi<o:p></o:p></span></b></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Pengertian Sosialisasi<o:p></o:p></span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="IN">Sosialisasi dapat di artikan sebagai proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap<span> </span>untuk berprilaku sesuai dengan tuntunan atau perilaku masyaraktanya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="IN">Pada awalnya,proses itu berlangsung dalam lingkungan keluarga,kemudian berlanjut pada lingkungan sekitarnya,yaitu lingkungan tetangga. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,sosialisai berarti suatu prose belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya.Soerjono juga menambahkan bahwa sosialisasi adalah suatu proses sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berprilaku orang-orang di dalam kelompoknya.<o:p></o:p></span></div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Media/Agen Sosialisasi<o:p></o:p></span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="IN">Media sosialisasi yaitu :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>a.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Keluraga<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>b.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Kelompok bermain <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>c.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Lingkungan sekolah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>d.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Lingkungan kerja<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>e.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Media massa <o:p></o:p></span></div><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Bentuk-Bentuk Sosialisasi<o:p></o:p></span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Peter L. Berger dan Luckman (dalam pengantar Sosiologi edisi kedua,Kamanto Soenarto,1993)membedakan sosialisasi menjadi dua jenis,yaitu sebagai berikut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>a.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Sosialisasi Primer<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="IN">Sosialisasi Primer merupakan sosialisasi pertama yang di alami individu sewaktu-waktu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>b.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Sosialisasi Sekunder<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="IN">Sosialisasi Sekunder merupakan tahapan lanjutan setelah sosialisasi primer.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN"><span>4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN">Tahap-Tahap Sosialisasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="IN">Sosialisasi berlangsug melalui beberapa tahapan,yaitu :<o:p></o:p></span></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Masa anak-anak<o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="IN">Tahapan ini di sebut Play Stage9meniru)<o:p></o:p></span></div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Masa remaja<o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="IN">Tahapan ini di sebut Game Stage<o:p></o:p></span></div><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Masa dewasa<o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="IN">Tahapan ini di sebut Generalized Other<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">C. Kepribadian<o:p></o:p></span></b></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Pengertian Kepribadian<o:p></o:p></span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="IN">Menurut Koentjaraningrat,seorang ahli antropologi Indonesia (dalam bukunya pengantar antropologi l,1996) menyatakan kepribadian sebagai susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu.<o:p></o:p></span></div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Faktor-faktor dalam Perkembangan kepribadian<o:p></o:p></span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="IN">Faktor-faktor dalam perkembangan kepribadian seseorang (dalam Sosiologi,Horton dan Chester L. Hunt,1999) adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>a.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Warisan Biologis<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="IN">Setiap warisan biologis seseorang juga bersifat unik,yang berarti bahwa tidak seorang pun ( kecuali anak kembar) yang mempunyai karakter fisik yang sama.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>b.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Faktor Lingkungan Fisik<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="IN">Faktor lingkungan fisik memengaruhi seorang individu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>c.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Faktor Kelompok<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="IN">Sebuah kelompok dapat memengaruhi perkembangan kepribadian anggotanya,baik kepribadian yang sifatnya positif maupun negative,misalnya kelompok sepermainan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>d.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Faktor Khusus<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="IN">Setiap daerah memiliki karakteristik yang khas karena pengaruh kebudayaan yang di anut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>e.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Faktor pengalaman unik<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="IN">Pengalaman yang di alami tidak sama dengan individu lainnya.Oleh karena itu,pengalaman yang unik akan membentuk kepribadian seseorang yang berbeda dengan individu lainnya.<o:p></o:p></span></div><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian Sebagai Hasil Sosialisasi<o:p></o:p></span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Kepribadian seorang individu terbentuk melalui beberapa tahapan berikut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>a.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Fase Pertama <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="IN">Menurut Charles H. Cooley (1864-1929),proses perkembangan kepribadian seseorang di mulai kurang lebih pada usia 1-2 tahun yang di tandai dengan saat-saat seorang anak mengenal dirinya sendiri yang di bantu oleh oang-orang dewasa di lingkungan keluarganya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="IN">Kita dapat membedakan kepribadian seseorang menjadi 2 bagian penting yaitu sebagai berikut .<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN">Basic Personality Structure,yaitu unsur-unsur dasar atas berbagai sikap yang di sebut attitudes.<o:p></o:p></span></div>IPT Ekstensi IAIN STS Jambihttp://www.blogger.com/profile/14075405689973311773noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8739618560995000036.post-21062707291096123632011-08-09T00:44:00.001-07:002011-08-09T00:44:41.004-07:00Makalah Remaja dan Narkoba<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPERPUS%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Wingdings;
panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoFooter, li.MsoFooter, div.MsoFooter
{margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
tab-stops:center 216.0pt right 432.0pt;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:21.0cm 842.0pt;
margin:4.0cm 3.0cm 3.0cm 4.0cm;
mso-header-margin:35.45pt;
mso-footer-margin:35.45pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:191846933;
mso-list-template-ids:1548408120;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l1
{mso-list-id:346489114;
mso-list-template-ids:-402112346;}
@list l1:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l2
{mso-list-id:1080761336;
mso-list-template-ids:1865575400;}
@list l2:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l3
{mso-list-id:1110196730;
mso-list-template-ids:-1504570262;}
@list l3:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l4
{mso-list-id:1140926636;
mso-list-template-ids:666144786;}
@list l4:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l5
{mso-list-id:1166630817;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:2083801758 1503174848 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;}
@list l5:level1
{mso-level-start-at:0;
mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:-;
mso-level-tab-stop:52.5pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:52.5pt;
text-indent:-34.5pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-font-weight:normal;}
@list l6
{mso-list-id:1344090888;
mso-list-template-ids:-409843692;}
@list l6:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l7
{mso-list-id:1460756564;
mso-list-template-ids:-1701524658;}
@list l7:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l8
{mso-list-id:1676376326;
mso-list-template-ids:1267215474;}
@list l8:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l9
{mso-list-id:1708947099;
mso-list-template-ids:-909837118;}
@list l9:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l10
{mso-list-id:1917788781;
mso-list-template-ids:-1315389258;}
@list l10:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><strong>BAB I<o:p></o:p></strong></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><strong>PENDAHULUAN<o:p></o:p></strong></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Masa remaja adalah masa transisi, dimana pada masa masa seperti ini sering terjadi ketidakstabilan baik itu emosi maupun kejiwaan. Pada masa transisi ini juga remaja sedang mencari jati diri sebagai seorang remaja. Namun sering kali dalam pencarian jati diri ini remaja cendrung salah dalam bergaul sehingga banyak melakukan hal yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masayarakat. Seperti perkelahian dan minum-minuman keras, pencurian, perampokan, perusakan/pembakaran, seks bebas bahkan narkoba. Perilaku menyimpang remaja tersebut dapat dikatakan sebagai kenakalan remaja.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Di kalangan remaja, sangat banyak kasus tentang penyalahgunaan narkoba. Berdasarkan hasil survei Badan Narkoba Nasional (BNN) Tahun 2005 terhadap 13.710 responden di kalangan pelajar dan mahasiswa menunjukkan penyalahgunaan narkoba usia termuda 7 tahun dan rata-rata pada usia 10 tahun. Survai dari BNN ini memperkuat hasil penelitian Prof. Dr. Dadang Hawari pada tahun 1991 yang menyatakan bahwa 97% pemakai narkoba yang ada selama tahun 2005, 28% pelakunya adalah remaja usia 17-24 tahun.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><strong>BAB II<o:p></o:p></strong></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><strong>PEMBAHASAN</strong></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. <st1:place w:st="on">Para</st1:place> ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Definisi kenakalan remaja :</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 34.5pt; text-align: justify; text-indent: -34.5pt;"><!--[if !supportLists]--><strong><span style="font-weight: normal;"><span>-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></strong><!--[endif]--><strong>Kartono<o:p></o:p></strong></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah <em>juvenile delinquency</em> merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 34.5pt; text-align: justify; text-indent: -34.5pt;"><!--[if !supportLists]--><strong><span style="font-weight: normal;"><span>-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></strong><!--[endif]--><strong>Santrock <o:p></o:p></strong></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify;">“Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.”(Anonim.2010)</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Salah satu kenakalan remaja yang sering dilakukan adalah penyalahgunaan narkoba. Anonim(2010) menjelaskan Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, dan Obat-obat berbahaya. Kadang disebut juga Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif). Zat-zat tersebut dapat membuat berbagai efek samping seperti Halusinasi, ketagihan, dan efek psikologi lainnya. Cara penggunaan bisa melalui suntikan, dimakan, dihisap, atau dihirup. Contoh zat-zat berbahaya yang dikonsumsi dengan cara dihisap adalah Opium yang menggunakan pipa hisapan. RatnaYunita(2010) menjelaskan Penyalahgunaan narkoba adalah suatu pemakaian non medical atau ilegal barang haram yang dinamakan narkotik dan obat-obatan adiktif yang dapat merusak kesehatan dan kehidupan produktif manusia pemakainya. Berbagai jenis narkoba yang mungkin disalahgunakan adalah tembakau, alkohol, obat-obat terlarang dan zat yang dapat memberikan keracunan, misalnya yang diisap dari asapnya. Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan ketergantungan zat narkoba, jika dihentikan maka si pemakai akan sakaw.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Adapun jenis-jenis narkoba anatara lain :</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b>1. Marijuana<o:p></o:p></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Adalah nama khusus untuk Hemp, suatu tanaman tinggi mencapai 2 meter, bentuk daun mirip daun singkong, daun warna hijau dan tumbuh terbaik didaerah pegunungan. Zat kimia addictive utama didalam marijuana adalah tetra hydrocannabinol yang dapat dideteksi melalui air kencing. <st1:place w:st="on">Para</st1:place> pecandu narkoba menghisap marijuana dengan rokok atau pipa. Jika putus dari zat marijuana, maka si pemakai akan sakaw dengan gejala macam-macam seperti mata berair, hidung berselesma, badan jadi nyeri. Pemakaian yang semakin banyak zat marijuana akan menyebabkan kehilangan memori, kemampuan belajar, dan motivasi.Marijuana juga dapat menyebabkan distorsi persepsi (penyimpangan persepsi dari kenyataan), kehilangan koordinasi, detak jantung meningkat timbul rasa cemas yang terus menerus. Sebagai akibat medical dapat menyebabkan kerusakan paru, batuk kronis, bronchitis.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b>2. Cocaine.<o:p></o:p></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Cocaine sering dihirup melalui hidung, akan tetapi juga diisap dengan rokok atau jika disuntikkan akan berdampak penyakit HIV/AIDS. Akibat cocaine terhadap fisik pemakai adalah terhambatnya saluran darah, pupil mata membesar, panas badan meningkat, denyut jantung meningkat, darah tinggi, perasaan gelisah, nyeri, cemas. Menghisap crack cocaine bersama rokok akan menimbulkan paranoia(sejenis penyakit jiwa yang meyebabkan timbul ilusi yang salah tentang sesuatu dan akhirnya bisa bersifat agresif akibat delusi yang dialaminya). Cocaine dapat menyebabkan kematian karena pernafasannya tersendat lalu otak kekurangan oksigen.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b>3. Methamphetamine.<o:p></o:p></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Adalah sejenis obat yang kuat yang menyebabkan orang kecanduan yang dapat merangsang saraf sentral. Dapat dikonsumsi melalui mulut, dihirup, daya serangnya ke otak si pemakai.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b>4. Heroin.<o:p></o:p></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Kebanyakan pemakai heroin menyuntikkan zat tersebut ke dalam tubuhnya. Si pemakai merasakan gelora kesenangan diiringi panas badan, mulut kering, perasaan yang berat dan mental jadi kelam berawan menuju depresi di dalam system saraf sentral. Jika dihentikan maka si pemakai akan sakaw, gelisah, sakit pada otot dan tulang, insomnia, muntaber. Untuk menghilangkan kecanduan harus ada kerja sama antara pecandu dengan pembimbing/dokter. Biasannya hal ini dilakukan oleh konselor spesialis narkoba dengan menggunakan muti-methods/konseling terpadu. Metode dokter dengan memberi opiates sedikit demi sedikit dalam jangka panjang untuk pngobatan kecanduan heroin dimaksudkan agar pasien tidak melakukan injeksi yang sangat membahayakan dirinya karena over dosis dan bahaya penyakit AIDS dan hepatitis C.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b>5. Club Drugs.<o:p></o:p></b></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Ecstasy.</li>
</ol><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Dapat menyebabkan depresi, cemas dalam tidur, kecemasan, paranoia. Ciri fisik: ketegangan otot, mual, pingsan, tekanan darah tinggi. Menyebabkan kerusakan otak karena sel otak rusak diserang oleh obat tersebut yang menimbulkan si pasien agresif, mood, kegiatan seks meningkat, tidur terus, sensitif kena penyakit.</div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Rohypnol.</li>
</ol><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Obat ini amat beresiko terhadap kesehatan manusia pemakai, seperti liver, ginjal, tekanan darah, kerusakan pada otak.</div><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Gammahydroxybutyrate.</li>
</ol><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify;">Akibat over dosis adalah kehilangan kesadaran, serangan jantung.</div><ol start="4" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Ketamine.</li>
</ol><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Gejala yang dipakai adalah menimbulkan efek halusinasi dan mimpi yang diinginkan. Jika over dosis berakibat kehilangan memory, mengigau, kehilangan koordinasi.( RatnaYunita.2010)</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Seorang remaja tidak begitu saja mendapatkan dan menyalahgunakan narkoba, tentunya ada faktor-faktor yang mempengaruhi remaja sehingga remaja tersebut berurusan dengan narkoba. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dapat bersal dari internal remaja maupun eksternal.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Faktor internal :</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Kepribadian</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Faktor kepribadian ini terdiri dari</div><ul style="margin-top: 0cm;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Kontrol diri yang buruk</strong></li>
</ul><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Rasa ingin tahu pada remaja sangat tinggi sehingga ketika seorang remaja menerima suatu informasi, mereka cenderung mencari tahu. Remaja yang ingin tahu kemudian mencoba menggunakan narkoba. Biasanya remaja tersbut memiliki sedikitnya pengetahuan tentang efek-efek narkoba yang ditimbulkan, atau setidaknya norma-norma yang berlaku dan hukum melarang akan penggunaan narkoba. Remaja tersebut tidak dapat mengontrol keinginannya untuk mencobanya, sehingga ia ketagihan obat-obatan tersebut.</div><ul style="margin-top: 0cm;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Pengambilan keputsan yang tidak tepat</strong></li>
</ul><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Remaja cendrung mngalami benturan-benturan konflik yang menimbulkan frustrasi sehingga membuat remaja mengambil keputusan tanpa berpikr panjang atau salah mengambil keputusan dengan terlibat dalam penyalahangunaan narkoba untuk mengurangi beban atau kecemasan yang ditimbulkan oleh konflik yang dihadapinya.</div><ul style="margin-top: 0cm;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Prinsip kesenangan semata</strong></li>
</ul><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Remaja yang terbiasa pada kesenangan semata akan menghindari permasalahan yang lebih rumit, dan biasanya mereka lebih menyukai penyelesaian masalah secara instan, dan praktis atau membutuhkan waktu yang singkat. Sehingga Mereka tidak terbiasa bersikap sabar, telaten, ulet atau berpikir konstruktif akan memilih cara-cara yang simple yang dapat memberikan kesenangan dalam menghadapi permasalahan. seharusnya sikap sabar, telaten, ulet atau berpikir konstruktif akan memilih cara-cara yang simple yang dapat memberikan kesenangan dimiliki oleh seorang remaja bukannya memilih narkoba sebagai pemberi kesenangan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Lemahnya pemahaman agama</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Agama merupakan benteng moral dari seorang remaja menghadapi hal-hal negatif yang mempengaruhi jiwa. Sehingga untuk melakukan sesuatu khususnya yang dilarang dalam agamanya, seperti menggunakan narkoba, remaja tersebut enggan untuk melakukan hal tersebut dan membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Faktor eksternal :</div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Faktor keluarga</li>
</ol><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Pada era modern ini orang tua cenderung mengejar karier sehingga terlalu sibuk dan jarang mempunyai waktu untuk mengontrol anak-anaknya, semua dipasrahakan pada guru disekolah. Remaja yang kurang perhatian dari orang tuanya cenderung mencari perhatian dari luar, biasanya mereka juga mencari “kesibukan” bersama teman-temannya. Sehingga membuat remaja tidak mengenal norma-norma yang kebanyakan diperoleh dalam keluarga, dan remaja cenderung bermoral buruk. Karena kurangnya control dari orang tua remaja rentan sekali menggunakakan narkoba karena pengaruh dari temannya, bahkan kerap terjadi saat seorang remaja tertangkap karena kasus narkoba, orang tua menjadi orang terkhir yang tua atau mengatakan “ Anak saya tidak mungkin memakai narkoba”.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Selain dibutuhakannya kontrol dalam keluarga juga perlu disiplin dan tanggung jawab dalam keluarga. Pengenalan anak terhadap disiplin dan tanggung jawab akan mengurang resiko anak terjebak didalamnya. Anak mempunyai tanggungjawab terhadap dirinya dan orangtua dan juga masyarakat akan mempertimbangkan beberapa hal untuk mencoba-coba menggunakan narkoba.</div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Faktor lingkungan</li>
</ol><ul style="margin-top: 0cm;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Masyarakat sekitar</strong></li>
</ul><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Lingkungan yang individualis seperti yang terdapat dalam kehidupan kota besar cenderung kurang peduli dengan orang lain, dalam artian setiap individu hanya memikirkan permasalahan dirinya tanpa peduli dengan orang sekitarnya, biasanya orang-orang seperti ini selalu beranggapan bahwa yang penting bukan dirinya, saudara atau familinya tidak terlibat narkoba maka ia tidak mau ambil pusing karenanya. Akibatnya banyak masyarakat yang kurang peduli dengan penyalahangunaan narkoba ini semakin meluas pada remaja.</div><ul style="margin-top: 0cm;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Pergaulan</strong></li>
</ul><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Pengaruh pergaulan remaja dengan teman sebaya atau kelompok juga berperan penting terhadap penggunaan narkoba. Biasanya berawal dari ikut-ikutan teman. Terlebih bagi seseorang yang memiliki mental dan keperibadian cukup lemah, akan mudah terjerumus. hal ini disebabkan sebagai syarat kemudahan untuk dapat diterima oleh anggota kelompok. Kelompok atau <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">genk</st1:city></st1:place> mempunyai kebiasaan perilaku yang sama antar sesama anggota. Jadi tidak aneh bila kebiasaan berkumpul ini juga mengarahkan perilaku yang sama untuk mengkonsumsi narkoba bersama pula.</div><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Faktor pendidikan</li>
</ol><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Pendidkan akan bahayanya narkoba di sekolah-sekolah masih minim pelu adanya kampanye dari pihak pemerintah maupun instansi terkait untuk menyelamatkan generasi muda bangsa dari pengaruh narkoba. Kurangnyaa pengetahuan yang dimiliki oleh siswa akan bahayanya narkoba juga dapat memberikan andil terhadap meluasnya pengguna narkoba dikalangan pelajar.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja tentunya memberikan dampak yang sangat besar baik bagi fisik,mental atau kejiwaan dan sosial. Secara umum dampak tersebut dapat dibagi menjadi dampak langsung dan tidak langsung. Yang termasuk dalam dampak langsung adalah dampak fisik dan dampak secara mental.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Dampak fisik pada remaja akibat narkoba sebenarnya tergantung pada jenis narkoba yang dikonsumsi.Annisa(2010) menjelaskan dampak fisik yang dialami antara lain :</div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid).</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian</li>
</ol><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Dampak mental yang dialami oleh sorang remaja karena penyalahgunaan narkoba, antara lain: terjadi perubahan sikap karena sering tegang, merasa tertekan, gelisah dan selalu penuh curiga terhadap orang lain sehingga mudah tersinggung, mudah marah dan berperilaku brutal, dan susah dalam berkonsentrasi dan ceroboh sehingga prestasi belajar menurun dan kepercayaan diri hilang.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Sedangkan dampak secara tidak langsung adalah dampak dari segi sosial remaja tersebut dalam lingkungannya. Dampak sosial yang dialaminya, antara lain : dikucilkannya dimasyarakat sekitar, prestasi belajar menurun, sering membolos, sering berbohong pada orang tua bahkan melakukan tindakan kriminal karena kebutuhan akan narkoba yang menjadi tuntutan baginya tidak dapat diperoleh secara cuma-cuma sehingga remaja tersebut mencari uang dengan cara mencuri atau bahkan merampok.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong>Upaya penanggulangan</strong></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Pemerintah maupun instansi terkait telah banyak melakukan upaya pencegahan maupun penanggulangan dengan cara sosialisasi dan lainnya namun tidak nampak hasil yang besar, justru semkin banyak saja remaja yang terjerat dalam jurang narkoba.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Upaya pencegahan dan dimulai dari diri rmaja itu sendiri perlu membentengi pengaruh dari laur dengan kefahaman agama yang kuat, moral yang baik, dan sebagai penerus bangsa hendaknya seorang remaja dapat berpikir positif dan harus pandai dalam bergaul dan memilih teman dekat agar tidak terpengaruh oleh pergaulan yang semakin rusak.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Dalam upaya penanggulangan ini perlu peran aktif dari orang tua, guru dan masyarakat sekitar tempat tinggal remaja. Peran <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">oran</st1:city></st1:place> tua dalm pembinaan remaja sangatlah vital karena pendidikan moral, agama, dan pengatahuan berawal dari keluarga. Keluarga yang telah memenuhi kebutuhan materi bagi anggotanya tetapi kurang memenuhi kebutuhan psikologis seperti perhatian, kasih sayang akan menyebabkan remaja merasa jenuh dan merasa kehilangan orang tempat mengadukan perasaan seperti kecewa, stress. Sehinggga remaja mencari perhatian dan kebutuhan psikologis dari temannya. Agar dalam bergaul dengan temannya, seorang remaja tidak terpengaruh hal-hal negatif pergaulan, maka adanya kontrol dari orang tua sangatlah penting walaupun sibuk dalam urusan kariernya.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Seorang guru yang ramah serta membuka diri untuk berdialog dengan remaja, akan membuka peluang bagi remaja untuk menyatakan tentang kesulitan/masalahnya sendiri. Sehingga seorang remaja dapat menemukan orang tua kedua selain dirumah dan akan membuat seoarang remaja untuk dapat berpikir positif dan lebih aktif dalam kegiatan yang berdampak positif bagi dirinya, Seperti aktif dalam ekstrakulikuler olah raga, keagamaan, kesenian dan lain sebagainya.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><st1:place w:st="on">Para</st1:place> tokoh masyarakat hendaknya menyadari bahwa para pelajar memerlukan keterbukaan dan penghargaan terhadap mereka. Sehingga dalam kegiatan yang ada dimasyarakat hendaknya remaja di ikut sertakan agar mereka merasa dihargai dan menjadi bagian dalam masayarakat tersebut. Juga perlunya bimbingan terhadap kelompok remaja, seperti karang taruna dan pengembangan bakat remaja, karena bakat tersebut tidak hanya dan harus dikembangkan di sekolah melainkan juga diterapkan dalam masayarakatnya.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><strong>BAB III<o:p></o:p></strong></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><strong>KESIMPULAN<o:p></o:p></strong></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :</div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Faktor utama yang menybabkan remaja terjerat narkoba adalah factor dari diri remaja itu sendiri, keluarga dan lingkungannya baik disekolah maupun masyarakat sekitarnya.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Penyalahgunaan narkoba pada remaja berdampak pada fisik, mental, dan sosialnya.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Upaya penanggulangan bahaya narkoba harus dimulai dari diri sendiri, yang dibantu dengan peran aktif orang tua, guru, dan masyarakat sekitarnya.</li>
</ol><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><strong>DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></strong></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">Annisa.2008.”Dampak Narkoba di Kalangan Remaja”.[online]. </div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">http://annisa88.wordpress.com/2009/02/03/dampak-narkoba-di-kalangan-remaja/. diakses tanggal 8juli 2010</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">Anonim.2009.”kasus penyalahgunaan narkoba jatim meningkat tajam”.[online].http://www.beritajatim.com/detailnews.php/4/Hukum_&_Kriminal/2009-12-10/51428/Kasus_Penyalahgunaan_Narkoba_Jatim_Meningkat_Tajam.diakses tanggal 7 juli 2010</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">Anonim.2010.”Kenakalan Remaja”.[online].http://www.anneahira.com.diakses tanggal 3 mei 2010.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">Anonim.2010.”Jenis Narkoba”.[online].http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/jenis-narkoba.html .diakses tanggal 7 juli 2010.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">Mardiya.2009.”Menelusuri Akar Masalah Kenakalan Anak dan Remaja”.[online]. http://mardiya.wordpress.com/2009/10/25/menelusuri-akar-masalah-kenakalan-anak-dan-remaja/.diakses tanggal 7 juli 2010</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">Yunita,Ratna.2008.”Penyalahgunaan Narkoba”.[online].http://www.sadarnarkoba.com/?p=65.diakses tanggal 7 juli 2010</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">http://sugiartoagribisnis.wordpress.com/2010/10/06/penyalahgunaan-narkoba-akibat-kenakalan-remaja/ diakses tanggal 04 juli 2011</div>IPT Ekstensi IAIN STS Jambihttp://www.blogger.com/profile/14075405689973311773noreply@blogger.com0